REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL - Pasca-pengambilalihan tongkat komando terkait operasi militer ke Libya dari Amerika Serikat (AS), Perancis dan Inggris, NATO ancang-ancang bakal melakukan serangan darat.
Serangan darat ke negara kaya minyak ketiga di Afrika itu dilakukan jika para loyalis Muammar Qaddafi masih mengancam warga sipil. Selain itu, NATO akan memberlakukan embargo senjata dan larangan terbang atas Libya.
Keputusan itu diambil setelah para duta besar dari 28 negara NATO menyepakati pada Ahad (27/3) malam. "NATO memutuskan bahwa semua aspek Resolusi PBB 1973 akan dilaksanakan, demi menjaga keselamatan penduduk sipil dan melindungi daerah berpenduduk yang terancam oleh serangan rejim Gaddafi," tutur seorang diplomat NATO.
Sementara perkembangan terkini dari Libya disebutkan bahwa para loyalis Qaddafi telah meninggalkan kota Sirte menuju ke ibukota Tripoli, yang berada di sebelah barat negara itu. Demikian reporter media Reuters.
Gaddafi lahir di dekat Sierte. Kota dan kabupaten sekitarnya dianggap sebagai basis utama pendukung Gaddafi dan memiliki arti simbolis besar bagi pemerintahan diktator.