REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA - Kelompok oposisi Syiah terbesar Bahrain, Wefaq, telah menerima Kuwait sebagai penengah dengan pemerintah Bahrain untuk mengakhiri krisis politik yang mencekam kerajaan kecil itu, kata seorang anggota Wefaq, Ahad.
Bahrain telah memberlakukan hukum perang dan mengundang tentara dari negara-negara tetangganya yang diperintah Sunni awal bulan ini untuk mengakhiri berpekan-pekan demonstrasi oleh para pemrotes yang sebagian besar Syiah.
Jasim Hussein, seorang anggota Wefaq, mengatakan Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah telah menawarkan diri untuk menengahi antara keluarga Sunni al-Khalifa yang memerintah Bahrain dan kelompok-kelompok oposisi Syiah. "Kami menyambut baik gagasan untuk membawa masuk unsur luar itu," ujar Hasan pada Reuters.
Husain menyatakan pembicaraan akan membahas masalah-masalah yang diuraikan oleh Putera Mahkota Bahrain Sheikh Salman bin Hamad al-Khalifa sebelum tentara negara Teluk masuk Bahrain. Masalah itu mencakup pemerintah yang dipilih dan perbaikan distrik-distrik pemilihan yang oposisi katakan telah dihentikan untuk menjamin mayoritas Sunni di parlemen.
"Kekhawatirannya adalah bahwa hasil (penengahan) itu mungkin tidak dapat diterima oposisi atau bahwa hasil itu tidak dapat diterima oleh masyarakat," kata Husain.