REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH - Menteri Perminyakan dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi tahun ini memberikan 1700 izin investasi di sektor pertambangan dengan total nilai investasi lebih dari 100 miliar riyal (26,6 miliar dolar AS).
Wakil Menteri Perminyakan dan Sumber Daya Mineral Sumber Daya Mineral, Sultan bin Jamal Syauli, mengatakan insentif di sektor pertambangan akan mendongkrak iklim usaha dengan tujuan yang diinginkan pemerintah.
“Sektor ini sangat menjanjikan, dengan hasil positif yang dicapai selama beberapa tahun terakhir. Itu ditunjukkan dengan peningkatan kawasan yang disediakan untuk investasi pertambangan,dari 64 ribu kilometer persegi menjadi 280 ribu kilometer kompleks metalurgi ” jelas Syauli.
Menurut dia, penghasilan para investor dalam mengeksploitasi kekayaan mineral lokal Saudi mencapai 16 miliar riyal (4,2 miliar dolar AS). Sementara investasi mereka meningkat menjadi 100 miliar riyal (26,6 miliar dolar) pada akhir tahun 2010.
Syauli mengatakan, wilayah Najran (barat daya Saudi Arabia) adalah kota yang menduduki peringkat pertama di sektor pertambangan. Kawasan itu mengandung keanekaragaman geologi dan menyimpan banyak bijih mineral dan bahan baku logam.
“Penelitian menunjukkan bahwa wilayah Najran secara geologis terbagi menjadi empat kawasan utama. Pertama, Semenanjung Arab, kedua penutup sedimen di sebelah timur, ketiga kawasan tersier dan serat basalt di barat daya Najran, dan keempat lembah residu yang merupakan sedimen non-kohesif, termasuk pasir dan kerikil,” paparnya.
Keragaman geologis yang tersimpan di Najran telah diteliti 45 tahun lalu. Kawasan ini diidentifikasi sebagai waduk kaya sedimen, bahan baku, emas, perak, tembaga, seng dan timah. Selain itu, daerah ini juga mengandung bahan baku industri mineral seperti granit, batu kapur, tanah liat, gips, pasir silika, dan bahan berbagai bangunan.