REPUBLIKA.CO.ID,WINA--Badan pengawas nuklir dunia Senin menyerukan pertemuan puncak tingkat tinggi dalam beberapa bulan mendatang untuk berupaya mempelajari pelajaran dari krisis nuklir tiada henti di Jepang.
Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano, ketika berbicara pada satu konferensi pers, mengusulkan agar "konferensi tingkat tinggi IAEA mengenai keamanan nuklir" itu diadakan di Wina sebelum musim panas, mungkin pada Juni.
"Konferensi itu akan mencakup ... penilaian pada masa depan mengenai kejadian tersebut, pelajaran yang dipertimbangkan dapat dipelajari dan cara-cara untuk meningkatkan keamanan nuklir serta peningkatan tanggapan terhadap kecelakaan nuklir dan keadaan darurat," ia menguraikan.
"Saya yakin IAEA merupakan badan terbaik untuk mengikuti kecelakaan itu karena kami memiliki keahlian dan keanggotaan luas, dan kami dapat menjamin transparansi," ia menambahkan.
Plutonium telah terdeteksi di tanah di tempat pembangkit listrik tenaga nuklir yang dilanda gempa dan tsunami di Jepang dan air yang sangat terkontaminasi (zat radio aktif) yang bocor dari sebuah bangunan reaktor, kata seorang operator Senin, yang meningkatkan kekhawatiran lingkungan.
Kekhawatiran radiasi telah mengganggu upaya untuk memulai lagi sistem pendinginan PLTN Fukushima Daiichi, yang dihantam gempa dan tsunami dahsyat pada 11 Maret lalu yang telah menyebabkan lebih dari 28.000 orang tewas atau hilang. IAEA dibentuk oleh PBB pada 1957.