REPUBLIKA.CO.ID, GAZA-- Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas melakukan pembicaraan telepon dengan Raja Bahrain Hamad bin Isa al-Khalifa mengenai demonstrasi yang belakangan terjadi di Bahrain dan situasi di kawasan, kata kantor berita Palestina WAFA.
WAFA mengatakan Abbas mengungkapkan dukungannya atas "keunikan, keamanan dan stabilitas Arab." Gelombang demonstrasi yang belakangan terjadi di sepanjang Afrika Utara dan Timur Tengah telah menggulingkan rezim berkuasa di Tunisia dan Mesir dan memicu perang saudara di Libya. Demonstrasi massa juga berlangsung di Yaman, Bahrain dan Aljazair.
Setidaknya tujuh warga sipil dan tiga polisi tewas dalam bentrokan petugas keamanan dan demonstran yang dipimpin oleh kelompok mayoritas Syiah di pusat ibu kota Bahrain, Manama, pada 16 Maret.
Raja Hamad bin Isa al-Khalifa mengumumkan pada 22 Maret negara berada dalam keadaan darurat selama tiga bulan.
Demonstran menuntut adanya monarki konstitusional, mundurnya pemerintah dan penegakkan lebih banyak hak sipil.
Beberapa kelompok meminta agar raja mundur dan republik didirikan.
Pasukan Arab Saudi masuk ke Bahrain pada 21 Maret untuk membantu mengatasi demonstrasi.