Rabu 30 Mar 2011 20:03 WIB

Presiden Yaman Nego Jabatan dengan Pengunjukrasa

Presiden Yaman, Ali Abdullah Sale
Foto: AP/Hani Mohammed
Presiden Yaman, Ali Abdullah Sale

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA - Presiden Yaman menawarkan satu usul baru kepada pemrotes yang menuntut ia mundur. Ia mengusulkan tetap pada jabatannya sampai pemilu diselenggarakan, tetapi mengalihkan kekuasaannya kepada pemerintah peralihan, kata satu sumber oposisi, Rabu (30/3). Ali Abdullah Saleh mengajukan tawarannya dalam satu pertemuan Selasa malam dengan Mohammed al Yadoumi, ketua partai Islam Islah.

Ini adalah pertama kali Saleh berhubungan dengan Islah, yang pernah menjadi mitra dalam pemerintahnya, kata seorang juru bicara oposisi. Oposisi dapat memegang kepala pemerintah atas pilihan mereka sendiri dan pemilihan parlemen diselenggarakan akhir tahun ini," kata satu sumber oposisi mengenai tawaran Saleh itu.

Ia mengatakan oposisi masih mempertimbangkan jawabannya terhadap usul itu. Protes selama beberapa minggu oleh ribuan warga Yaman di Sanaa dan kota-kota lainnya menyebabkan pemerintah Saleh 32 tahun berada diambang keruntuhan, tetapi Amerika Serikat dan produser penting minyak Arab Saudi, penyandang dana Yaman, khawatir siapa yang akan menggantikan sekutu mereka itu.

Mereka melihat Saleh sebagai benteng stabilitas yang dapat menjaga Al Qaida memperluas kedudukan di sebuah negara yang banyak pihak melihat mendekati perpecahan. Sayap Al Qaida Yaman mengaku bertangung jawab atas usaha yang gagal untuk meledakan sebuah pesawat tujuan Detroit, AS dam bom-bom kargo tujuan AS yang dikirim Oktober 2010.

Para pejabat AS secara terbuka mengatakan mereka senang bekerja sama dengan Saleh-- yang mengizinkan operasi-operasi militer tidak populer AS di Yaman terhadap Al Qaida-- dan Saleh mengatakan duta besar AS terlibat dalam perundingan-perundingan untuk mencari satu solusi. Sheikh Hamid al Ahmar, seorang tokoh penting suku yang juga anggota partai Islah mengemukakan kepada Reuters, Selasa Islah dan oposisi dapat menangani masalah-masalah oposisi lebih baik dari pada Saleh, yang pemerintahnya menurut dia tidak serius menghadapi mereka.

"Saya kira rakyat Yaman akan dapat membebaskan Yaman dari teror dala beberapa bulan," kata Ahmar dan menambahkan AS dan negara-negara Eropa harus menyerukan langsung bagi pengunduran diri Saleh. "Mereka harus melakukan apa yang mereka lakukan di Mesir.Kami tidak membutuhkan apa yang dilakukan mereka terhadap Libya. Kami tidak membutuhkan banyak dukungan. Tetapi dukungan seperti apa yang dilakukan di Mesir akan cukup untuk menghentikan konflik itu," katanya.

Para pemrotes dan partai-partai oposisi menduga insiden-insiden keamanan yang lemah dalam pekan lalu adalah tindakan-tindakan pemerintah untuk menunjukkan kepada negara-negara asing bahwa Saleh adalah orang kuat yang dapat menguasai negara jazirah Arab yang miskin itu. Kelompok Islam menguasai satu kota di provinsi Abyan, Yaman tenga hsetelah pasukan keamanan pemerintah meninggalkan kota itu, dan gubernur-gubernur provisi-provinsi Saada di utara dan Jawf juga mundur, yang menyebabkan "komite-komite rakyat" yang mendukung gerakan protes itu masuk.

Oposisi mengatakan Saleh menuduh kehadiran para pemrotes itu termasuk Al Qaida di kota Jaar, Abyan, di mana satu ledakan di pabrik mesiu menewaskan 140 orang, Senin. Pekan ini Partai Kongres Rakyat Umum yang berkuasa pimpinan Saleh mengusulkan pembentukan satu pemerintah baru untuk menggerakan tawaran-tawaran Saleh sebelumnya bagi satu konstitusi baru menjelang pemilihan parlemen dan presiden yang dipercepat. Ia, Februari lalu mengatakan tidak ikut mencalonkan diri dalam pemilihan presiden apabila masa jabatannya berakhir tahun 2013.

sumber : Antara/ Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement