Kamis 31 Mar 2011 13:20 WIB

Cameron: UE Harus Rerformasi Atau Berisiko Tertinggal

Perdana Menteri Inggris David Cameron
Perdana Menteri Inggris David Cameron

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Perdana Menteri Inggris David Cameron pada Kamis mengingatkan kepada Uni Eropa bahwa pihaknya akan "tertinggal" oleh negara ekonomi berkembang kecuali jika mereformasi kebijakan bisnisnya. "Sudah jelas bahwa ada perkembangan keadaan mendesak dan perlunya tindakan untuk mengamankan pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang di Eropa," kata pemimpin Inggris dalam lembaran yang diterbitkan pada Kamis (31/1).

"Kami perlu mengambil tindakan kolektif untuk melepas kekuatan usaha di seluruh benua kami," desak Cameron. "Ada resiko nyata bahwa bila kita tidak bekerja sama, Eropa dapat tertinggal," tambahnya.

Cameron, bersama dengan delapan pemimpin negara UE lain, mengirimkan satu surat pada 18 Maret kepada Presiden Dewan Herman Van Rompuy dan Presiden Komisi Jose Manuel Barroso "meminta arahan baru untuk kebijakan ekonomi". Pemimpin konservatif itu mendesak modernisasi pasar tunggal untuk mengambil keuntungan dari sektor teknologi, menyatakan bahwa kreasi pasar tunggal digital dapat menambah 800 miliar euro (Rp 9.827 triliun) dalam ekonomi kawasan tersebut.

Cameron juga mendorong untuk pengurangan batasan perdagangan dalam UE dan antara kawasan tersebut dan pasar asing. Lembaran tersebut menyoroti beban larangan yang ditempatkan pada permulaan bisnis dalam UE, mengutip data Bank Dunia yang menunjukkan bahwa biaya melebihi tiga kali lipat lebih banyak guna memulai bisnis di UE dibanding Amerika Serikat.

Bila reformasi tidak dilakukan, "pada pertengahan abad ini, beberapa negara pemimpin UE dapat jatuh dari daftar 10 ekonomi paling besar dunia," menurut peringatan PM Inggris. Cetakan tersebut akan diedarkan kepada 27 pemimpin negara anggota UE dan kepada Van Rompuy dan Barroso.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement