Kamis 31 Mar 2011 13:28 WIB

Radiasi Nuklir di Desa Iitate Jepang Mengkhawatirkan

REPUBLIKA.CO.ID, WINA - Tingkat radiasi di sebuah desa di luar zona evakuasi di sekitar tempat pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang dilanda gempa, telah tercatat di atas tingkat aman, kata badan pengawas atom PBB, Rabu (30/3). Badan Energi Aton Internasional (IAEA) mengatakan batas aman telah terlampaui di desa Iitate, 40 kilometer di baratlaut Fukushima, jauh di luar "zona exclusion" (zona larangan masuk) 20 kilometer dan zona "tinggal di dalam rumah" 30-kilometer yang diterapkan oleh pemerintah.

"Penilaian pertama mengindikasikan bahwa satu dari kriteria operasional IAEA bagi evakuasi telah terlampaui di desa Iitate," kata kepala keselamatan dan keamanan nuklir IAEA, Denis Flory, pada wartawan di Wina. Badan pengawas itu menasehati pemerintah Jepang untuk "menilai dengan hati-hati situasinya dan mereka mengindikasikan bahwa situasi itu telah dinilai", kata Flory.

Tapi ia mengatakan IAEA -- yang tidak memiliki mandat untuk memerintahkan pemerintah nasional agar bertindak -- tidak meminta peluasan umum "zona exclusion". Iitate terletak 40 kilometer dari pembangkit nuklir Fukushima, yang telah dilumpuhkan oleh tsunami pada 11 Maret dan beberapa ledakan, yang menyebabkan upaya kalut untuk mencegah pelelehan katastropis.

Nasehat telah diberikan untuk "dengan hari-hati menilai situasinya dan mereka mengindikasikan bahwa situasi itu telah dinilai", katanya. Catatan di Iitate hanya catatan tempat, katanya.

"Endapan radioaktif adalah sesuatu yang tidak sama di mana-mana, itu tergantung pada angin, itu tergantung pada hujan dan juga pada profil daerah." "Dengan mengatakan pada satu tempat bahwa ada kebutuhan untuk menilai lagi, tidak berarti bahwa semua tempat mengkhawatirkan."

Tapi ia menyatakan bahwa secara keseluruhan situasi di Fukushima "tetap sangat serius". Menurut Elena Buglova, kepala Pusat Insiden dan Keadaan Darurat IAEA, catatan suhu di desa Iitate adalah 2 megabecquerels per meter persegi. Itu adalah "rasio sekitar dua kali lebih tinggi dari tingkat" yang badan itu rekomendasikan untuk evakuasi, ia menjelaskan.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement