Ahad 03 Apr 2011 12:42 WIB

RI-Mesir Bagi-bagi Pengalama Soal Krisis Politik

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dijadwalkan akan berkunjung ke Mesir pertengahan bulan ini untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara. "Kunjungan Menlu Marty itu selain memperkuat hubungan bilateral, juga berbagi pengalaman memecahkan krisis politik," kata Duta Besar RI untuk Mesir, Abdurrahkan Muhammad Fachir, di Kairo, Sabtu (2/4) malam disela pertemuan silaturrahim masyarakat Indonesia pasca evakuasi WNI di Mesir.

Dubes Fachir menjelaskan, situasi transisi politik Mesir pasca mundurnya Presiden Hosni Mubarak pada 11 Febrauri 2011 mirip dengan kondisi di Indonesia pada 1998. "Oleh karena itu, kedua pihak saling membutuhkan dalam bertukar pikiran untuk upaya memecahkan persoalan di masing-masing negara," katanya.

Dubes Marty akan berkunjung satu hari ke Kairo pada 14 April dan dijadwalkan bertemu dengan Menlu Mesir, Nabil Elaraby. Sebelumnya, mantan Menlu Indonesia Nur Hassan Wirajuda pada Februari lalu berkunjung ke Kairo untuk menyampaikan surat tertulis dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Surat Presiden SBY yang diterima Menlu Mesir ketika itu, Ahmed Aboul Gheit tersebut disampaikan satu hari menjelang mundurnya Presiden Mubarak. "Surat Presiden SBY kepada Presiden Mubarak intinya berbagi pengalaman khususnya langkah-langkah yang perlu diambil untuk memecahkan krisis politik dan keamanan," kata Wirayudha ketika itu.

Dalam sambutannya dalam acara silaturrahim di Aula Saleh Kamil, Universitas Al Azhar itu Dubes Fachir mengatakan, Mesir akan menjadi contoh yang baik bagi negara lain dalam memcahkan krisis. "Bayangkan, bila Presiden Mubarak tidak mundur, maka krisis Mesir bakal terperosok dalam krisis yang lebih dalam seperti terjadi di Libya, Yaman dan beberapa negara lain di kawasan Arab," katanya.

Tampil berbicara dalam acara silaturrahim juga Dr Verdi H Hadiz, pengajar bidang politik dan sosial Asia pada Universitas Mudoch, Australia, dan Burhanuddin B, Kepala Pelaksana Fungsi Politik KBRI Kairo, yang menyoroti tentang perkembembangan politik di Mesir. Hadir dalam acara silaturrahim tersebut mahasiswa, masyarakat Indonesia para staf KBRI dan relawan evakuasi WNI di Mesir.

Sementara itu, sebagian besar dari 2.600 WNI terutama mahasiswa yang dievakuasi ke Indonesia akibat krisis di Mesir pada Februari lalu telah kembali ke Kairo. Disebutkan, sejumlah mahasiswa lainnya belum kembali ke Mesir karena terkendala visa mereka telah habis masa berlakunya dan masih menunggu pemberian visa dari Kedutaan Besar Mesir di Jakarta.

sumber : A
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement