Rabu 06 Apr 2011 07:14 WIB

PBB Berkabung Atas Jatuhnya Pesawat di Kongo

REPUBLIKA.CO.ID,PBB--Berbagai pihak di kalangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berkabung atas jatuhnya pesawat milik PBB di Kinsasha, Republik Demokratik Kongo (DRC), pada Senin (4/4) hingga menewaskan 32 dari seluruh 33 penumpang dan awak yang berada di dalam pesawat. Sejumlah pejabat tinggi PBB pada Selasa menyampaikan rasa terkejut dan kesedihan mereka atas kecelakaan yang dialami pesawat yang dioperasikan misi PBB di DRC (MONUSCO) itu.

Pusat media PBB mengungkapkan Kepala MONUSCO yang juga Utusan Khusus Sekjen PBB untuk DRC, Roger Meece, mengungkapkan duka citanya yang mendalam kepada keluarga dan sahabat para korban.

Ia juga menyatakan terkejut atas terjadinya kecelakaan sangat parah yang dialami pesawat MONUSCO hingga merenggut korban jiwa. Pesawat yang membawa 33 orang itu jatuh dan hancur ketika berusaha mendarat di bandar udara utama di Kinsasha, N'Djili, yang saat itu sedang berada di bawah guyuran hujan lebat dan hembusan angin kencang.

Pesawat sebelumnya berangkat dari kota Kisangani di belahan timur laut namun jatuh di Bandara N'Djili pada Senin pukul 13:30 waktu setempat. Menurut keterangan MONUSCO, satu-satunya orang yang selamat dalam tragedi itu mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuhnya dan saat ini masih berada di rumah sakit.

MONUSCO belum mengungkapkan identitas para korban dan asal negara mereka, baik korban selamat maupun 32 korban meninggal. Roger Meece mengatakan proses identifikasi jenazah sedang dilakukan secepat mungkin agar keluarga terdekat para korban dapat segera dikabari.

Selain itu, kata Meece, investigasi juga akan dilakukan guna mengetahui penyebab kecelakaan pesawat. Pihak badan PBB untuk pembangunan, UN Development Program (UNDP), memastikan bahwa beberapa staf UNDP menjadi korban tewas dalam kecelakaan pesawat MINUSCO itu. "Saya sangat berduka atas kehilangan yang tragis ini," kata Administrator UNDP, Helen Clark, dalam pernyataan yang dikeluarkan UNDP.

Sementara itu ketika berbicara kepada wartawan di Markas Besar PBB, New York, Selasa, juru bicara Sekjen PBB Martin Nesirky mengatakan bahwa penumpang pesawat yang naas itu terdiri atas staf PBB dan beberapa organisasi lain. MONUSCO berada di DRC dalam rangka menjalankan mandat Dewan Keamanan PBB, yang sejak tahun 1999 mengirim pasukan penjaga perdamaian dalam upaya membantu negara tersebut mengakhiri perang saudara yang sebelumnya telah berlangsung bertahun-tahun.

Pasukan penjaga perdamaian PBB di DRC (MONUSCO) --sebelumnya bernama MONUC-- saat ini berkekuatan lebih dari 22.000 personil yang berasal dari puluhan negara, termasuk Indonesia.

Menurut catatan ANTARA, personel Kontingen Garuda yang bergabung dengan MONUSCO berjumlah 191 orang, yaitu 175 personel Kompi Zeni dan 16 personel pemantau militer. Mandat MONUSCO akan berakhir pada 30 Juni mendatang.

Dari Jakarta, ANTARA melaporkan bahwa Markas Besar TNI menyatakan tidak ada personel TNI yang tewas dalam kecelakaan pesawat PBB di Kongo pada Senin (4/4). Juru Bicara TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan pihaknya sudah melakukan pengecekan kepada Kontingen Garuda yang sedang menjalankan misi perdamaian PBB di Kongo.

"Sementara ini, tidak ada personel TNI yang ikut tewas dalam kecelakaan tersebut," katanya.

Namun, lanjut Iskandar, pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi untuk perkembangan lebih lanjut terkait kecelakaan tersebut.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement