Rabu 06 Apr 2011 07:38 WIB

Kasus Yunus Bisa Ganggu Hubungan, AS Peringatkan Bangladesh

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Amerika Serikat memberi peringatan Bangladesh pada Selasa bahwa kasus perintis pembiayaan keuangan mikro Muhammad Yunus bisa merugikan hubungan yang sedang berkembang, setelah pemenang Nobel itu kehilangan banding akhir melawan pemecatannya. Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Selatan, Robert Blake mengatakan Amerika Serikat memiliki "minat yang kuat dalam menjaga hubungan dekat" dengan Bangladesh, yang ia sebut "demokratis dan negara Muslim moderat."

Namun dia mengatakan, dia meningkatkan kekhawatiran selama kunjungan pada bulan lalu ke Dhaka atas cara memperlakukan Yunus, yang telah dikeluarkan dari kekuasaan Grameen Bank setelah sebuah perseteruan dengan pemerintah. "Saya memperingatkan bahwa kegagalan untuk menemukan kompromi yang menghormati strata tinggi global Dr. Yunus dan mempertahankan integritas dan efektivitas Grameen bisa mempengaruhi hubungan bilateral kita," kata Blake kepada sidang kongres.

Yunus perintis keuangan mikro, di mana bank Grameen telah menawarkan pinjaman kecil untuk sekitar 24.000 orang -- sebagian besar dari mereka wanita yang tinggal di pedesaan yang jarang memiliki akses ke bank tradisional.

Sementara karyanya membuatnya memenangkan Hadiah Nobel,namun Perdana Menteri Sheikh Hasina tahun lalu menuduhnya "menghisap darah dari yang miskin" dan menarik sebuah "trik" keuangan untuk menghindari membayar pajak.

Banyak pendukung Yunus di Bangladesh dan luar negeri percaya ia sedang ditargetkan oleh pemerintah setelah ia main mata dengan menjalankan politik di negara yang sangat terpolarisasi.

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement