REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI – Sebuah kapal tanker minyak merapat di Marsa Harika Libya yang dikontrol oleh pemberontak Libya, Selasa (5/4), untuk melakukan pengiriman minyak mentah pertama sejak penghentian ekspor Libya awal bulan lalu akibat memanasnya pemberontakan. Siapa pembeli minyak ini masih merupakan misteri.
Data menunjukkan bahwa kapal tanker bernama Equator itu terdaftar di Liberia dan dapat membawa sampai satu juta barel minyak. “Tampaknya mereka melakukan pengiriman untuk menjaga keseimbangan, namun tidak memiliki kapal,” ujar salah seorang sumber yang bergelut di bidang perkapalan.
Seorang pejabat di perusahaan operator tanker Dinakum Greek yang bertindak sebagai operator pengiriman enggan memberikan penjelasan. "Saat ini saya tidak bisa mengatakan apapun terkait masalah ini,” ujarnya.
Sebenarnya kapal tersebut diharapkan dapat melakukan pengiriman pertama beberapa minggu lalu seiring dengan terhentinya ekspor minyak akibat pemberontakan terhadap
pemimpin Libya Muammar Qaddafi. Namun tidak jelas siapa yang menyewa kapal tanker dan kemana tujuan pengiriman.
Seorang sumber mengatakan, pembeli tersebut masih dirahasiakan karena adanya sanksi yang diterapkan di Libya dan masih terjadinya pemberontakan. Dewan Transisi Nasional (TNC), yang mewakili kelompok oposisi bersenjata telah menjalin kesepakatan dengan Qatar dalam pemasaran minyak mentah. “Mereka juga telah membahas rencana tersebut dengan utusan PBB untuk mengecualikan ekspor minyak dari sanksi yang dikenakan pada lembaga-lembaga Qaddafi,” jelasnya.
Perusahaan minyak Italia ENI dan kelompok oposisi di Benghazi telah menjalin hubungan dan kerjasama di sektor energi dalam rangka melindungi perannya sebagai perusahaan asing terbesar yang beroperasi pada sektor minyak di Libya.