REPUBLIKA.CO.ID, Dewan militer yang memerintah Mesir mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mengizinkan 'faksi Islam ektrim' untuk memegang kendali Mesir. Demikian dilaporkan koran Al Masry Al Youm Selasa (5/4). "Mesir tidak akan diperintah oleh Khomeni lain," ujar Wakil Menteri Pertahanan Mesir Mohammed Mokhtar al-Mella.
Ayatollah Khomeini merupakan ulama terkenal yang memimpin revolusi Islam di Iran. "Dewan tidak akan mengizinkan faksi ekstrim mengontrol Mesir," katanya lagi menegaskan.
Komentar tersebut disampaikan terkait perkembangan Ikhwanul Muslimin yang dianggapnya bakal memberikan pengaruh besar terhadap perpolitikan Mesir. Apalagi, Ikhwanul Muslimin merupakan kelompok oposisi terbesar di Mesir sama seperti kelompok Salafi.
Meskipun kelompok Salafi tidak berkecimpung dalam politik, namun beberapa pemimpinnya mengatakan bahwa mereka menaruh perhatian terhadap terhadap perkembangan politik, terlebih ketika demonstrasi besar-besaran pecah pada 25 Januari lalu yang menjatuhkan Presiden Hosni Mubarak.
Pihak militer Mesir mengambil alih kendali politik setelah Hosni Mubarak mengundurkan diri pada 11 Februari lalu. Pihak militer juga menegaskan komitmennya terkait penyerahan kekuasaan kepada sipil setelah pelaksanaan pemilu yang bakal digelar di Mesir pada akhir tahun ini.