REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Wakil Menteri Luar Negeri Libya, Khaled Kaim, menuduh Inggris mengebom sebuah ladang minyak di Al-Sarir di wilayah tenggara negara itu pada Rabu.
"Pembom tempur Inggris menyerang ladang minyak Al-Sarir, membunuh tiga penjaga di tempat itu dan melukai beberapa orang lainnya yang sedang bekerja di ladang minyak tersebut," kata Kaim dalam konferensi pers.
Serangan udara tersebut merusak lokasi dan terutama pipa penyalur yang menghubungkan Al-Sarir ke pelabuhan Tobruk, yang berada di bawah kendali pemberontak, katanya menambahkan.
Sebuah kapal tanker bertolak dari Tobruk pada Rabu membawa pengiriman pertama minyak sejak pemerintah pemberontak memenangkan pengakuan dari beberapa negara.
Kapal tanker itu merapat sehari sebelumnya dalam rangka memuat kiriman minyak mentah Libya senilai hingga 100 juta dolar AS untuk ekspor, yang pertama sejak serangan udara koalisi internasional dimulai pada 19 Maret dan dimaksudkan untuk membiayai perjuangan pemberontak terhadap kekuatan pemimpin Muammar qaddafi.
Dua kiriman sudah meninggalkan pelabuhan antara akhir Februari dan
pertengahan Maret lalu, menurut Fethi Faraj, seorang pejabat lokal pemberontak.
Tapi ini adalah yang pertama pihak pemberontak telah mengambil tanggung jawab penuh, dari ekstraksi sampai ke pengiriman dan itu bukan hanya soal memenuhi pesanan-pesanan sebelumnya.