Kamis 07 Apr 2011 11:21 WIB

Curhat Pemberontak Libya Soal NATO

REPUBLIKA.CO.ID, Pemberontak Libya mengeluh bahwa pasukan NATO hanya sedikit membantu mereka. Menurut pemberontak, "setiap harinya NATO membiarkan orang-orang tewas di Misurata," kata komandan pemberontak tertinggi Abdelfatah Yunis, Rabu (6/4).

"NATO tidak berbuat apapun, mereka hanya membom di sana sini," katanya dengan nada kesal. Komandan pemberontak itu memperingatkan, jika NATO masih menanti sepekan lagi, maka tidak akan ada yang tersisa di Misurata.

Sudah empat puluh hari lamanya, militer pimpinan Muammar Gaddafi menembaki Misurata. Menurut para dokter ada sekitar dua ratus orang tewas sejak dimulainya pemberontakan pada 15 Februari lalu.

Dalam reaksinya NATO mengatakan Misurata merupakan prioritas teratas, menyusul situasi di wilayah itu. "Kami menerima informasi bahwa tank-tank dikerahkan dan disembunyikan. Rakyat digunakan untuk mencegah serangan NATO," kata Brigjen Mark van Uhm, militer Belanda pemimpin operasi di Libya.

Sementara itu Menlu Belanda, Uri Rosenthal khawatir dengan tindakan Italia yang menyusul Prancis mengakui Dewan Nasional Libya.

 

sumber : RNW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement