REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD - Seorang remaja, yang merupakan salah satu pelaku bom bunuh diri di Kuil Sufi di Islamabad yang menewaskan sedikitnya 50 orang dan 100 lainnya luka-luka di provinsi Punjab, Pakistan minggu ini, mengatakan Jumat (8/4) bahwa tidak kurang dari 300 remaja telah dilatih untuk melakukan penyerangan.
Omar Fidai, 15 tahun mengalami luka-luka usai bom bunuh dirinya di kuil sufi di Dera Ghazi Kabupaten Khan pada 4 April lalu. Menurut saluran TV Pakistan, ia dilatih di daerah suku Ali Mir bersama dengan 300 lainnya pembom bunuh diri.
"Saya mengajukan permintaan maaf saya kepada keluarga kerabat mereka yang telah dibunuh. Anak-anak yang siap melakukan serangan untuk bom bunuh diri di pusat pelatihan harus menolak untuk menargetkan Muslim, karena sebagai Islam tidak mengizinkan hal itu," kata Fidai di tempat tidur rumah sakit .
"Pesan saya kepada para pembom di pusat pelatihan Taliban adalah untuk meninggalkan pusat pelatihan, mereka yang tidak siap untuk serangan syahid tetapi serangan bunuh diri yang dilarang dalam Islam," katanya menambahkan.
Dia mengatakan para guru digunakan untuk memberitahu para peserta pelatihan di pusat pelatihan di daerah suku Waziristan Utara bahwa mereka akan dikirim ke Afghanistan untuk serangan bunuh diri. Fidai mengatakan bahwa dia dihubungi oleh salah satu pemimpin Taliban - Qari Zafar - setelah dia keluar dari sekolah di Utara Waziristan.
Zafar mengatakan kepadanya bahwa ia harus menjadi pelaku bom bunuh diri karena dia akan pergi ke surga setelah dia melakukan serangan. Dia mengatakan bahwa Mulla Sangin dari Afghanistan, yang diasosiasikan dengan Tehrik-e-Taliban Pakistan, bertanggung jawab atas pusat pelatihan tersebut.