Senin 11 Apr 2011 12:18 WIB

Mesir Tahan Bekas Perdana Menterinya

REPUBLIKA.CO.ID, KAÏRO - Mantan PM Mesir, Ahmed Nazif, ditahan Ahad (10/4) atas perintah jaksa penuntut umum Mesir. Ia akan ditahan selama lima belas hari.

Demikian kata kantor jaksa penuntut. Pihak kehakiman ingin menginterogasi Nazif terkait korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan oleh rezim presiden Hosni Mubarak yang Februari mengundurkan diri.

Nazif dan menterinya mundur akhir Januari. Mereka berharap dengan demikian bisa menghentikan protes terhadap rezim Mubarak.

sebelumnya, Jaksa Agung Mesir Abdel-Meguid Mahmoud, Ahad (10/4), memanggil mantan presiden Hosni Mubarak dan dua putranya untuk ditanyai sehubungan dengan dugaan tentang penggunaan kekerasan terhadap pemrotes selama demonstrasi anti-pemerintah, demikian laporan media setempat.

Mubarak dan dua putranya --Alaa dan Gamal-- juga direncanakan ditanyai mengenai dugaan korupsi dengan memanfaatkan pengaruh untuk mengeruk dana masyarakat dan mendapat komisi dari berbagai persetujuan, kata kantor berita resmi Mesir, MENA.

Mubarak membela dirinya dan keluarganya dan membantah semua tuduhan tersebut di dalam rekaman audio pidatonya yang disiarkan televisi pan-Arab, Al-Arabiya, Ahad. "Saya dengan tegas membantah aksi tak adil dan tuduhan tanpa dasar yang ditujukan terhadap sejarah dan reputasi saya," katanya.

Itu adalah pernyataan terbuka pertama Mubarak sejak ia meletakkan jabatan pada 11 Februari, setelah 18 hari protes terhadap 29 tahun kekuasaannya. Ia mengatakan, ia setuju dengan permintaan jaksa tinggi agar Kementerian Luar Negeri Mesir menyelidiki asetnya di luar negeri melalui saluran diplomatik.

Mubarak membantah ia telah menyalahgunakan kekuasaan untuk mengumpulkan kekayaan yang berlimpah. "Saya telah bungkam selama beberapa pekan belakangan terhadap semua upaya dan pernyataan palsu yang ditujukan untuk merusak reputasi saya dan percobaan untuk benar-benar mempengaruhi saya dan kerukunan keluarga saya sampai jaksa agung mendapat semua laporan dari berbagai negara asing dan mengungkapkan kebenaran," kata Mubarak.

Ia menambahkan, tak ada kekayaan Alaa maupun Gamal diperoleh dengan mengeksploitasi pengaruh mereka atau melalui cara mengambil keuntungan secara tidak sah. "Saya menyediakan hak hukum saya buat mereka yang berusaha merusak reputasi saya dan keluarga saya," katanya.

sumber : RNW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement