Senin 11 Apr 2011 22:23 WIB

Simposium Tentang Mohammad Asad Digelar di Riyadh

Red: cr01
Mohammad Asad, intelektual Yahudi yang masuk Islam.
Foto: Al-Islam Al-Yaum
Mohammad Asad, intelektual Yahudi yang masuk Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Sejumlah tokoh terkemuka internasional hadir dalam simposium dua hari dengan tema " DR Mohammad Asad – Hidup untuk Dialog" yang dimulai Senin (11/4) di Pusat Riset dan Studi Islam Raja Faisal (KFCRIS) di Riyadh. Acara ini telah terselenggara berkat kerjasama KFCRIS dan Kedutaan Besar Austria di Riyadh.

Pangeran Turki Bin Faisal, Ketua KFCRIS, menyampaikan pidato pembukaan pada sidang perdana. Selanjutnya, Duta Besar Austria Johannes Wimmer dan Duta Besar Polandia Witold Smidowski, juga menyampaikan pidato pada upacara pembukaan. Sedangkan Syekh Saleh A.R. Al-Hussayen, Direktur Jenderal untuk Urusan Dua Masjid Suci, menyampaikan pidato berjudul "Mengapa Mohammad Asad masuk Islam?".

Mohammad Asad (1900-1992) adalah seorang penulis, filsuf, kelahiran Austria. Ia juga dikenal sebagai penerjemah Al-Qur'an dan pelopor yang memprakarsai dialog antara dunia Muslim dan Barat pada abad ke-20. Nama asli Asad adalah Leopold Weis, seorang Yahudi yang memeluk Islam. The Road to Makkah adalah salah satu karya biografinya yang terkenal. Ia juga menulis terjemahan Al-Qur'an yang terkenal berjudul The Message of The Qur'an.

Menjelang akhir hidupnya, Asad pindah ke Spanyol dan tinggal di sana dengan istri ketiganya, Pola Hamida Asad, seorang warganegara Amerika keturunan Katolik Polandia yang juga masuk Islam. Ia tinggal di Spanyol hingga akhir hayatnya pada usia 92 tahun. Asad dimakamkan di pemakaman Muslim Granada di bekas provinsi Moorish Andalusia, Spanyol.

Talal Asad, putra Mohammad Asad, akan menyampaikan materi berjudul "Mohammad Asad antara Agama dan Kebijakan". Sedangkan Murad Hofmann dari Jerman, teman dekat Asad, akan berbicara tentang "Mohammad Asad - Hadiah Eropa untuk Islam ".

Gunther Windhager dari Wina, seorang antropolog dan penulis buku Leopold Weis akan menjelaskan tentang perjalanan Asad dan tulisan-tulisannya di Arab Saudi. Terakhir, Ikram Chaghtai, seorang penulis Pakistan terkenal akan menyoroti "Hubungan Asad dengan Pakistan".

sumber : Al-Islam Al-Yaum
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement