Selasa 12 Apr 2011 10:44 WIB

Australia Tempatkan Perempuan di Garis Depan Perang

Tentara Australia
Foto: Bradley Kanaris/Getty Images
Tentara Australia

REPUBLIKA.CO.ID, Untuk pertama kalinya, perempuan akan ditempatkan di garis terdepa medan perang di Angkatan Pertahanan Australia, laporan surat kabar Australia. Sementara sebagian besar pekerjaan militer saat ini terbuka untuk perempuan di Australia.

Selama ini tentara perempuan belum pernah diizinkan untuk berada di posisi berbahaya yang lebih mirip dengan pasukan khusus, serta dengan unit infanteri dan lapis baja, laporan Australia.

Kabar bahwa Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith telah memutuskan untuk mendorong melalui perubahan kebijakan militer datang pasca-skandal seks yang mengguncang akademi militer Australia.

Australia saat ini memiliki unit-unit militer yang dikerahkan di seluruh dunia, namun komitmen yang paling berbahaya masih di Afghanistan, dimana lebih dari 1.500 tentaranya saat ini dikerahkan, beberapa dalam peran tempur aktif.

Australia sekarang bergabung dengan Kanada, Selandia Baru dan Israel sebagai satu-satunya negara yang memungkinkan perempuan untuk bertempur di garis depan perang di tentara mereka. Di antara bangsa-bangsa, Israel telah lama mengangkat sebagai contoh untuk pendekatan egaliter untuk pertahanan nasional.

Perempuan memiliki beberapa waktu diizinkan untuk melayani dalam peran di militer AS yang sesekali melihat pertempuran, tetapi tidak diizinkan masuk ke depan infanteri, lapis baja dan divisi yang sama.

Sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa dua-pertiga dari semua pemilih Amerika menilai kaum perempuan memungkinkan "untuk melayani di unit tanah yang terlibat dalam pertempuran dekat" dengan 29 persen menentang, laporan AFP. Di antara pemilih 18 sampai 34 tahun, jajak pendapat menunjukkan dukungan untuk mengangkat larangan di 81 persen, sedangkan Amerika di atas usia 55 mendukung perubahan 55-38 persen.

sumber : www.cbsnews.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement