REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Syekh Al-Azhar, Syekh Ahmed Al-Tayeb, meminta Paus Vatikan agar meminta maaf secara resmi atas penghinaan dan tuduhannya terhadap Islam.
“Karena permintaan maaf ini merupakan syarat mutlak untuk dimulainya kembali rangkaian dialog antar-agama antara Al-Azhar dan Vatikan,” kata Tayeb, Selasa (14/2) sore, ketika bertemu secara informal dengan Duta Besar Vatikan di Kairo, Michael Gerald.
Tayeb menolak dilakukannya kembalinya dialog maupun hubungan dengan Vatikan kecuali setelah adanya permintaan maaf secara eksplisit dari Paus terkait dengan komentarnya yang melecehkan Islam dan kaum muslimin.
“Hubungan antara Katolik dan Muslim tidak ada masalah, namun hubungan di tingkat resmi dengan kepala Vatikan menjadi beku. Dan Al-Azhar menunggu upaya Vatikan untuk menghapusnya,” kata Tayeb.
Tayeb menegaskan kepada Duta Besar Vatikan, bahwa di belakang Al-Azhar terdapat miliaran umat Islam dan jutaan warga Mesir yang menunggu permintaan maaf ini. Karena bagi mereka hal ini penting demi kemaslahatan kaum muslimin.
Al-Azhar, lanjut Tayeb, tetap menunggu Paus saat ini untuk melanjutkan upaya-upaya Paus Yohanes Paulus II, yang menghormati umat Islam dan menghargai semua orang dan berusaha berhubungan baik dengan mereka. “Sayang, Paus Benediktus XVI menanam duri di jalanan dan merusak hubungan antara Muslim dan Kristen,” tandasnya.