REPUBLIKA.CO.ID, PARIS-- Sebanyak 2,6 juta mayi meninggal saat dilahirkan setiap tahun. Padahal penyebabnya seringkali dapat dihindari melalui perawatan medis, demikian laporan The Lancet, Kamis (14/4).
Sembilan-puluh-delapan persen dari 7.000 bayi meninggal saat dilahirkan setiap hari di negara berkembang, kata The Lancet di dalam serangkaian laporan.
Jumlah sesungguhnya diduga lebih banyak lagi sebab perkiraan tersebut dilandasi atas definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menyatakan bayi meninggal saat dilahirkan, berbeda dengan keguguran, setelah 28 pekan masa kehamilan.
Tapi kebanyakan negara kaya menghitung bayi yang meninggal saat dilahirkan dengan masa 22 pekan kehamilan.
Kalau definisi itu mau digunakan, "jumlah seluruh bayi yang meninggal saat dilahirkan bisa jadi 45 persen lebih tinggi", kata The Lancet.
Finlandia, dengan dua bayi yang meninggal saat dilahirkan per 1.000 kelahiran, memiliki angka paling rendah di dunia, sedangkan Nigeria dan Pakistan, dengan lebih dari 40 per 1.000, adalah yang paling tinggi.
Rata-rata separuh bayi meninggal saat dilahirkan secara global sebagai akibat dari komplikasi selama kelahiran, risiko yang secara nyata telah dihilangkan di negara yang berpenghasilan tinggi.
The Lancet menyatakan banyak negara mendukung sasaran bagi pengurangan kematian bayi saat kelahiran hingga 2020, termasuk upaya pada kesehatan ibu dan bayi yang baru dilahirkan serta penggabungan kematian bayi saat kelahiran dalam statistik penting.