Kamis 14 Apr 2011 19:38 WIB

Pekerja Fukushima Daichi Pompa Puluhan Ribu Ton Air Teradiasi

PLTN Fukushima
Foto: AP/Tokyo Electric Power Co. via Kyodo News
PLTN Fukushima

REPUBLIKA.CO.ID, FUKUSHIMA - Pekerja di pembangkit nuklir Fukushima Daichi di timur laut Jepang kini tengah melakukan pekerjaan sulit dan berbahaya, memompa ribuan ton air tercemar radioaktif tinggi keluar dari pembangkit.

Para pejabat berharap taktik itu akan memungkinkan pekerja memperbaiki fungsi pendingin krusial yang rusak parah saat diguncang gempa dan disapu tsunami pada 11 Maret lalu.

Namun, deputi umum Badan Keselematan Industri dan Nuklir Jepang (NISA), Hidehiko Nishiyama, memperingatkan rencana alternatif itu sangat diperlukn untuk memperlambat progres radiasi.

"Mungkin memang sangat sulit untuk sepenuhnya mengeluarkan air agar pekerjaan bisa dilanjutkan lagi," ujarnya. "Kita mungkin juga perlu berpikir cara lain," imbuhnya.

Keprihatinan juga muncul terkait kabar rusaknya batang bahan bakar nuklir di reaktor yang lumpuh. Muncul laporan bahwa mereka telah mengeluarkan radiasi berkadar tinggi dan kian bertambah panas.

Nishiyama mengonfirmasi saat ini, di reaktor nomor 2 saja, terdapat 20 ribu ton water terkontaminasi yang harus dipindahkan dari ruang bawah tanah ke saluran. "Kita akan mengalirkan air ke bangunan pusat untuk pembuangan radiasi. Diluar itu kami belum memiliki rencana lain," ungkapnya.

Lima pekan usai gempa dan tsunami pada 11 Maret, masih belum jelas tanda-tanda akhir bahwa pemerintah mampu mengendalikan krisis nuklir yang baru-baru ini telah ditingkatkan ke skala maksiml yakni 7. Bulan lalu, operator pembangkit, TEPCO, mengumukan akan menghentikan empat reaktor yang rusak dan akan mengonsultasikan dua reaktor lain yang telah dimatikan dengan selamat.

Serangkaian gempa susulan pada pekan ini juga menghalangi upaya memperbaiki pembangkit nuklir tersebut. Pasalnya muncul kekhawatirkan gempa memperlemah struktur bangunan yang telah rusak.

Mantan anggota komisi Badan Energi Atom Prancis, Pierre Zaleski, berkata, "Masalahnya adalah gempa susulan tadi. Anda tak pernah tahu kapan itu terjadi dan membuat kontainer gagal berfungsi--mungkin tidak sepenuhnya--tapi struktur bangunan telah melemah."

Krisis nuklir ini telah menimbulkan latar suram dalam upaya pemulihan bencana gempa dan tsunami. Data korban terkini menunjukkan lebih dari 28 ribu orang tewas atau masih dinyatakan hilang.

sumber : Telegraph
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement