REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Sebanyak 120 perawat medis Indonesia akan dikirim ke Sudan untuk bertugas melayani pasien di berbagai rumah sakit di negara sahabat tersebut. "Untuk tahap awal, Indonesia dalam waktu dekat akan mengirim 120 perawat ke Sudan," kata Duta Besar RI untuk Sudan, Dr. Sujatmiko kepada ANTARA Kairo, Senin (18/4).
Sejauh ini perawat medis Filipina merajai pelayanan kesehatan di negara Arab di Afrika timur tersebut. "Hampir semua rumah sakit di sini mempekerjakan perawat Filipina, jumlah perawatnya ada ratusan," kata Suaib Tahir, seorang warga negara Indonesia di Sudan yang mempersunting seorang perawat asal Filipina.
Sementara itu, Kepala Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Khartoum, Muhammad Syarif mengatakan, pada Sabtu (16/4) KBRI Khartoum mengadakan jamuan makan malam dengan 50 pengusaha di Wisma Duta KBR. Sebagian besar pengusaha yang hadir adalah pengusaha besar Sudan yang memiliki jaringan kerja luas, tidak hanya di dalam negeri tapi juga meliputi negara-negara Timur Tengah dan Afrika, paparnya.
Pengusaha terkemuka yang turut hadir dalam jamuan tersebut adalah antara lain dari Asosiasi Pengusaha Sudan, Safana for Gum Arabic Product Industries, Export Development Bank, Sidgo, Co. Ltd., dan Asosiasi Kontraktor Sudan. Dalam sambutannya, Dubes Sujatmiko menjelaskan bahwa Sudan dan Indonesia masing-masing memiliki potensi ekspor yang menjanjikan.
Sudan misalnya, memiliki potensi ekspor ke Indonesia seperti minyak mentah, daging halal, habbatussauda (jintan hitam), gum arabic. Sebaliknya, Indonesia memiliki potensi ekspor ke Sudan di sektor industri kertas, material bangunan, produk elektronik, dan perlengkapan rumah sakit, alat pertanian, furniture dan alat-alat berat.
"Sejumlah kalangan telah meminta secara resmi kepada KBRI Khartoum untuk mengembangkan bisnis sektor ini dengan mendatangkan tenaga kerja di bidang konstruksi, buruh tani, sektor peternakan,", tutur Sujatmiko.
Dalam upaya meningkatkan nilai ekspor-impor Sudan dan Indonesia, KBRI Khartoum memfasilitasi sejumlah pengusaha Sudan untuk perjalanan bisnis ke Indonesia pada 26-29 April 2011. Dalam perjalanan bisnis ke Indoneesia itu para pengusaha Sudan akan bertemu sejumlah pejabat kementerian terkait.
Pertemuan dengan para pengusaha Indonesia di kantor KADIN pusat, dan pertemuan tatap muka, 'one-on-one meeting', dengan masing-masing mitra, serta kunjungan ke sejumlah pabrik untuk lebih mengenali potensi ekonomi Indonesia. Dubes Sujatmiko mengatakan, dalam waktu dekat kami juga akan mengundang pengusaha Indonesia untuk datang ke Sudan guna menjajaki peluang usaha dan investasi di negeri ini.
"Dari berbagai pertemuan yang kami lakukan, telah banyak permintaan agar Indonesia dapat mengerjakan proyek-proyek besar di Sudan dan juga melakukan investasi di bidang pertanian berskala besar, industri gula, kulit, pabrik ban," ujarnya.
Pengusaha retailer Indonesia juga diimbau untuk mengembangkan sayap ke Sudan. Dubes Sujatmiko mengungkapkan, pemilik Hotel Corinthians (Burj El Fateh), salah satu hotel internasional di Khartoum, telah meminta pengusaha Indonesia untuk menjadi pengelola pusat perbelanjaan di hotel bintang lima tersebut.