REPUBLIKA.CO.ID,Para demonstran Bahrain berencana menggelar aksi mogok terbesar dalam rangka menunjukkan kemarahan mereka atas rezim opresor al-Khalifah. "Saya sedang ingin berdemo menuntut pembebasan para tahanan tak berdosa dan penghentian pelanggaran hak asasi manusia di Bahrain," kata seorang demonstran bernama.
Menurut laporan Xinhua Ahad malam (17/4), para panitia demo meminta semua warga Bahrain di seluruh dunia untuk memulai mogok makan hari ini (18/4), memprotes kebrutalan rezim terhadap para demonstran damai. Langkah itu terinspirasi dari aksi Zainab al-Khawaja yang telah mogok makan sejak enam hari terakhir sebagai protes atas penahanan beberapa kerabatnya, termasuk ayah dan suaminya. Zainab kini sakit, dan dirawat di rumah sakit sejak kemarin (17/4).
Ayah Zainab, Abdulhadi Al-Khawaja, adalah salah satu tokoh pejuang HAM terkemuka dan mantan presiden Pusat Hak Asasi Manusia Bahrain, ditangkap pada 9 April, pukul 03:00 waktu setempat.
Para petugas bertopeng menyerbu rumahnya dan menangkapnya beserta menantunya, Mohammed Al-Masqati.
Laporan lainnya dari Bahrain menunjukkan, militer Arab Saudi yang didukung oleh aparat Bahrain meningkatkan penumpasan para demonstran anti-rezim dan juga kembali menghancurkan dua masjid.
Pasukan keamanan Bahrain menyerang kerumunan warga di kota Sanabis dan Daih kemarin (17/4). Selain memuntahkan tembakan, aparat keamanan juga menahan sejumlah orang.
Meskipun pemerintah Manama telah memberlakukan darurat militer sejak pertengahan Maret lalu, dibarengi dengan penangkapan ratusan tokoh oposisi dan aktivis politik, namun demonstrasi di Manama dan berbagai kota tetap berlanjut. Puluhan orang tewas dan banyak lainnya hingga kini tidak diketahui nasib mereka.
Aksi aparat keamanan dinilai telah melampaui batas kewajaran. Mereka bahkan tidak tidak segan-segan menembakkan gas air mata ke arah masjid. Selain itu, dua masjid di kota Karzakan dan A'ali dihancurkan. Hingga kini sejumlah masjid telah dihancurkan oleh militer Saudi.
[removed]// 5) { sendMessage("gtbTranslateLibReady", {"gtbTranslateError" : true}); return; } setTimeout(checkLibReady, 100);}gtbTranslateOnElementLoaded = function () { lib = google.translate.TranslateService({}); sendMessage("{EVT_LOADED}", {}, []); var data = document.getElementById("gtbTranslateElementCode"); data.addEventListener("gtbTranslate", onTranslateRequest, true); data.addEventListener("gtbTranslateCheckReady", onCheckReady, true); data.addEventListener("gtbTranslateRevert", onRevert, true); checkLibReady();};function onCheckReady() { var ready = lib.isAvailable(); sendMessage("gtbTranslateLibReady", {"gtbTranslateError" : !ready});}function onTranslateRequest() { var data = document.getElementById("gtbTranslateElementCode"); var orig = data.getAttribute("gtbOriginalLang"); var target = data.getAttribute("gtbTargetLang"); lib.translatePage(orig, target, onProgress);}function onProgress(progress, opt_finished, opt_error) { sendMessage("gtbTranslateOnProgress", {"gtbTranslateProgress" : progress, "gtbTranslateFinished" : opt_finished, "gtbTranslateError" : opt_error});}function onRevert() { lib.restore();}})(); (function(){var d=window,e=document;function f(b){var a=e.getElementsByTagName("head")[0];a||(a=e.body[removed].appendChild(e.createElement("head")));a.appendChild(b)}function _loadJs(b){var a=e.createElement("script");a.type="text/javascript";a.charset="UTF-8";a.src=b;f(a)}function _loadCss(b){var a=e.createElement("link");a.type="text/css";a.rel="stylesheet";a.charset="UTF-8";a.href=b;f(a)}function _isNS(b){for(var b=b.split("."),a=d,c=0;c