Selasa 19 Apr 2011 20:34 WIB

Unicef: 20 Anak Misrata Tewas akibat Pertempuran

REPUBLIKA.CO.ID,JENEWA--Setidak-tidaknya, 20 anak-anak tewas akibat pertempuran beberapa pekan di kota terkepung Misrata di Libya barat, kata juru bicara Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) Marixie Mercado pada Selasa. "Selama 50 hari pertempuran di Misrata, terdapat gambaran angka korban anak tewas, dengan jumlah lebih buruk daripada yang kami takutkan dan tentu akan bertambah buruk, kecuali dilakukan gencatan senjata," kata Mercado.

"Kami setidak-tidaknya mendapat kejelasan bahwa 20 anak-anak tewas dan sejumlah lain cedera akibat pecahan mortir, tembakan tank serta luka tembak," kata Mercado saat penguraian berita di Jenewa.

Korban termuda berumur sembilan tahun dan kebanyakan yang tewas pada dua pekan terakhir berumur tidak lebih dari 10 tahun, katanya mengutip keterangan dokter di Misrata."Banyak anak-anak lain ketakutan atas yang mereka lihat dan dengar," kata Mercado.

Tentara pemimpin Libya Muammar Gaddafi kembali melancarkan pemboman atas Misrata pada Selasa dan sejumlah korban dibawa ke rumah sakit, kata peneliti Amnesti Internasional di kota terbesar ketiga di Libya itu. Beberapa dokter dari Kesatuan Medis Arab, yang bertugas di rumah sakit di Misrata, mengatakan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa rumah sakit dengan 120 ranjang di wilayah itu kewalahan.

"Mereka kesulitan melakukan pembedahan, karena kapasitasnya melebihi batas dan 120 pasien membutuhkan pengungsian," kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic kepada pewarta. Sekitar 30 pasien dengan beragam luka, yang membutuhkan operasi, diakui selalu ada setiap hari, kata Jasarevic mengutip dokter.

Selain itu, terdapat kebutuhan mendesak lain di rumah sakit Misrata bagi persediaan obat untuk mengatasi penyakit vaskular, diabetes, tekanan darah tinggi dan kanker, tambahnya. Lembaga tersebut tidak memiliki jumlah pasti atas korban di Misrata, namun mereka mengatakan bahwa banyak orang cedera telah diungsikan.

Sejumlah 50 pasien diungsikan dari Misrata pada Senin oleh petugas kesehatan dari kota di wilayah timur, yang dikuasai pemberontak, Tobruk dan Benghazi. Itu menyusul upaya pengungsian 73 orang cedera oleh badan kemanusiaan selama akhir pekan lalu. Menurut WHO, pasien dengan luka bakar, yang tidak dapat dirawat di Benghazi, dibawa menggunakan ambulans menuju Mesir.

sumber : antara/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement