Rabu 20 Apr 2011 07:14 WIB

Wah...AS Lancarkan 800 Serangan Mendadak di Libya

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Militer Amerika Serikat telah melancarkan lebih dari 800 serangan mendadak di atas Libya sejak menyerahkan kendali operasi serangan udara di Libya pada NATO, Departemen Pertahanan AS mengatakan, Selasa. Kapten Angkatan Laut Darryn James mengatakan bahwa jet-jet tempur AS bulan ini telah meluncurkan bom delapan kali terhadap pertahanan udara pemerintah pemimpin Libya Muamar Qaddafi, yang sedang memerangi pemberontak anti-pemerintah di negara Afrika Utara itu.

"AS telah mengalirkan lebih dari 800 serangan tiba-tiba untuk membantu Operasi Unified Protector sejak 1 April, dan dari jumlah itu, lebih dari 150 merupakan misi SEAD (Suppresi atas Pertahanan Udara Musuh)," kata James, seorang juru bicara Pentagon.

Washington telah mengkoordinasikan operasi pada hari-hari pertama intervensi sekutu di Libya setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui aksi militer internasional untuk merintangi serangan oleh pasukan Gaddafi terhadap kota-kota yang telah dikuasai oleh pemberontak.

AS mengalihkan komando pada aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) awal bulan ini, membiarkan Pentagon terutama untuk menyediakan pengisian bahan bakar kembali dan pesawat pengintai. Tapi negara itu masih lentur bagi kemungkinan aksi militernya. Pada Senin, sebuah jet tempur F-16CJ Amerika telah "menjatuhkan meriam ke tempat permukaan-ke-udara di sekitar Tripoli dalam satu misi SEAD", ujar James.

Inggris dan Prancis, yang memimpin seruan campur tangan internasional untuk menghentikan serangan Gaddafi terhadap rakyatnya, belakangan ini telah mendesak sekutu-sekutunya dalam NATO untuk membagi banyak dari beban operasi itu dan mengerahkan lebih banyak pesawat tempur, ketika konflik Libya memasuki bulan keduanya.

Sejak NATO mengambil kendali operasi, pesawat-pesawat sekutu telah melancarkan 2.877 serangan mendadak -- yang mencakup serangan yang ditujukan pada sejumlah sasaran potensial yang telah dikenali dan yang tidak selalu menimbulkan pembombardiran.

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement