REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Menara Kontrol Lalu lintas Udara yang mengarahkan pesawat membawa first lady AS, Michelle Obama memerintahkan pembatalan pendaratan di Pangkalan Militer AU Andrews, karena terlalu dekat dengan jet kargo militer, demikian menurut laporan pejabat, Selasa (20/4). Insiden itu menambah daftar peristiwa memalukan bagi Badan Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA).
Insiden itu mungkin hanya memberi risiko kecil bagi Michelle, namun episode itu membuat FAA kembali disorot tajam mengingat para pejabat lembaga itu baru saja berjuang menenangkan kegelisahan publik tentang penerbangan setelah 9 staf pengendali lalu lintas udara dan supervisor diskors, termasuk lima orang yang kedapatan tidur saat bertugas.
Insiden terakhir ini terjadi pada Senin pukul 5 waktu setempat, ketika Boeing 737 milik Air National Guard (NG), salah satu dari pesawat milik NG yang digunakan Gedung Putih, datang dengan jarak 3 mil (4,82 km) dari pesawat kargo masif, C-17. Boein mendekat ke Andrews untuk mendarat, demikian menurut jurubicara Bandara Andrews, Michelle Lai dan FAA.
Padahal persyaratan jarak separasi minimum FAA untuk dua pesawat, ketika pesawat pertama memiliki ukuran sebesar jet kargo 200 ton, adalah 5 mil (8 km). Ketentuan itu demi menghindari turbulensi yang bisa mempengaruhi pesawat yang mengikuti jejak pendaratan.
FAA kini tengah menyelidiki insiden yang diduga akibat kesalahan pengendali di fasilitas radar wilayah di Warrenton, Virginia. Radar tersebutlah yang mengatur pendaratan dan pemberangkatan untuk beberapa bandara termasuk Andrews, di mana pesawat dinas presiden AS, Air Force One dirawat.
C17 dan pesawat yang membawa Ny Obama tidak memiliki jarak separasi sesuai ketika para staf pengendali di Warrenton mengalihkan ke pengendali Andrews, ungkap seorang sumber yang akrab dengan insiden tersebut.
Staf menara kontrol Andrews awalnya memerintahkan pesawat Michelle untuk melakukan serangkaian putaran untuk menjauh dari jet milter. Ketika taktik itu masih tidak bisa memberi ruang cukup, menara kontrol menyadari bahwa tak cukup waktu untuk jet kargo itu menyingkir dari landasan pacu Andrews sebelum pesawat Michelle mendarat.
Menara kontrol lalu mengarahkan pilot pesawat pengangkut Michele untuk melakukan terbang memutar--alias berhenti menurun dan mulai menanjak dan mengitari bandara yang berlokasi di kawasan suburb Maryland, Washington. Perintah terbang memutar itu dianggap sebagai pembatalan pendaratan.
"Pesawat tidak sekalipun dalam kondisi bahaya," ujar FAA dalam pernyataan resminya. Jill Biden, istri wakil Presiden AS, Joe Biden, juga berada dalam pesawat bersama Michele. Sehari sebelumnya, first lady AS bersama Jill Biden berada di New York untuk wawancara gabungan dalam acara TV.
Kantor Michelle Obama menolak berkomentar dan mereferensikan semua pertanyaan ke pejabat FAA dan Bandaraa Andrews. Kantor pers kepresidenan di West Wing juga melakukan hal serupa.
Sementara presiden Yayasan Keselamatan Terbang Alexandria, Virgina, Bill Vos, mengatakan jenis kesalahan jarak ruang pada pengaturan pesawat Michelle Obama terjadi setiap hari. "Itu memang tidak berbahaya, tetapi lebih kepada insiden memalukan," ujar Bill yang juga mantan kepala menara kontrol.