REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Zvi Shalit, kakek Gilad Shalit, serdadu Israel yang ditangkap pasukan Hamas di Jalur Gaza pada 2006, menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggagalkan perundingan pada saat-saat terakhir di mana semua pihak hampir sepakat dalam pertukaran tahanan tahun lalu.
Pernyataan Zvi ini diarahkan ke Netanyahu dan menuduhnya menggunakan gaya "sinis" dalam berurusan dengan kesepakatan pertukaran Shalit. “Penolakan Netanyahu untuk menanggapi permintaan mantan kepala keamanan Israel untuk membebaskan Shalit dalam pertukaran tersebut adalah demi sebuah harga, seperti menetapkan hukuman mati pada Shalit,” kata Zvi, Kamis (21/4).
Sebelumnya, Israel telah menegaskan bahwa mereka akan terus mengambil tindakan untuk membebaskan Shalit dengan berkoordinasi dengan mediator Jerman, Gerhard Konrad.
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Netanyahu pada Rabu malam, Israel akan terus bekerja dengan mediasi Konrad di bawah proposal terbarunya yang mencakup pembebasan sejumlah tahanan. Kesepakatan pertukaran yang diklasifikasikan Israel beresiko tersebut ditolak oleh Hamas.
Menteri Israel Uzi Landau menolak untuk membebaskan tahanan Palestina yang terlibat dalam pembunuhan warga Israel sebagai ganti Shalit, karena kesepakatan pertukaran tersebut
Merugikan proses perundingan.