REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON - Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengumumkan sebuah penyelidikan penipuan dan spekulasi harga minyak mentah pada Kamis (21/4). Mereka berharap untuk membatasi kenaikan harga di pompa bensin (SPBU-stasiun pengisian bahan bakar umum).
Dua hari setelah Presiden Barack Obama menunjuk jari pada "spekulan" minyak untuk kenaikan harga bensin, Departemen Kehakiman mengatakan akan membentuk gugus tugas guna mengatasi penipuan. Dalam sebuah memo, Jaksa Agung Eric Holder mengatakan ada alasan pasar yang sah untuk kenaikan harga bensin. Tetapi, dia mendesak tindakan cepat untuk membongkar praktik-praktik ilegal lainnya yang ditemukan.
"Kami akan waspada dalam memantau pasar minyak dan gas untuk setiap kesalahan sehingga konsumen dapat yakin bahwa mereka tidak membayar harga yang lebih tinggi sebagai akibat dari aktivitas ilegal,'' tegasnya.
Presiden Obama berusaha untuk menggaungkan kegelisahan rakyat pada meningkatnya biaya -- yang membebani risiko pemulihan AS dan bisa mengurangi harapan terpilihnya kembali dia pada 2012. "Memang benar bahwa banyak dari apa yang mendorong harga minyak sampai saat ini adalah bukan kurangnya pasokan. Ada cukup pasokan. Ada cukup minyak di luar sana untuk permintaan dunia," kata Obama pada ajang kampanye tidak jauh dari Washington.
"Masalahnya," lanjut Obama. ''Adalah minyak dijual di pasar-pasar dunia dan spekulan serta orang membuat berbagai taruhan. Mereka berkata, 'tahu apa kamu', kami pikir itu mungkin ada 20 persen kemungkinan bahwa sesuatu yang mungkin terjadi di Timur Tengah mungkin mengganggu pasokan minyak."
Selain menyelidiki harga eceran, kelompok (gugus tugas) akan melihat ke dalam pasar komoditas. Mereka akan meneliti peran spekulan dan pedagang indeks di pasar minyak berjangka.