REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Barack Obama telah menyetujui penggunaan pesawat tanpa awak di Libya. Menteri Pertahanan Robert Gates Kamis (22/4) mengatakan pesawat tanpa awak alias Predator merupakan contoh kemampuan unik militer yang bisa disumbangkan oleh Amerika kepada operasi pimpinan NATO di Libya.
Gates membantah penggunaan pesawat merupakan tanggapan atas tuduhan ketidakmampuan NATO. Saat ditanya mengapa Amerika tidak mengerahkan pasukan darat, Gates mengatakan perubahan rezim paling baik dicapai oleh warga Libya sendiri dan tidak dipaksakan dari luar.
Dia mengatakan tujuan Amerika adalah untuk memperlemah pasukan pemimpin Libya Muammar Qaddafi sehingga akan lebih mudah bagi masyarakat untuk melawannya. Gates juga mengatakan ia yakin lambat laun Gaddafi akan semakin terjepit secara militer dan finansial akibat aksi militer dan sanksi internasional.
Beberapa jam sebelumnya di Departemen Luar Negeri, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengatakan ada laporan-laporan bahwa pasukan Gaddafi kemungkinan telah menggunakan bom rumpun dalam pertempuran melawan pemberontak.
Menteri Clinton tidak memberi rincian. Tapi mengenai situasi di kota Misrata, Libya barat, ia mengatakan pasukan pemerintah terlibat dalam apa yang disebutnya aktivitas "tercela" yang menarget warga sipil dan menyebabkan kematian dalam jumlah besar dan kesengsaraan.
Bom rumpun menyebarkan kepingan kecil yang mematikan di wilayah yang luas, mengakibatkan risiko tersendiri bagi penduduk sipil. Menteri luar negeri Amerika itu menyatakan belasungkawa mendalam atas semua korban, dan mengatakan ia terutama sedih oleh tewasnya dua wartawan hari Rabu di Misrata.