REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Serangan udara NATO menghancurkan kantor pemimpin Libya Muammar Qaddafi di kompleks kediamannya yang luas di Tripoli. Bagi pria yang sudah memimpin Libya empat dekade itu menilai serangan tersebut sebagai upaya untuk membunuhnya.
Dalam serangan udara NATO itu setidaknya menghancurkan tiga bangunan yang berada di komplek kediaman Gaddafi. Satu ruang pertemuan yang menghadap ke kantor Gaddafi rusak parah dalam ledakan tersebut.
Petugas pemadam masih berusaha memadamkan kobaran api di satu bagian bangunan yang ambruk itu, ketika wartawan diajak meninjau lokasi tersebut, beberapa jam setelah tiga ledakan keras mengguncang bagian tengah Tripoli.
Setelah ledakan tersebut, tiga stasiun televisi Libya sempat tak mengudara. Pejabat yang mendampingi wartawan mengatakan Gaddafi menggunakan bangunan yang hancur itu untuk pertemuan dengan menterinya dan pertemuan lain.
Beberapa pesawat udara NATO, Jumat larut malam (22/4), sudah mengincar Kabupaten Bab Al-Aziziya --tempat kompleks kepresidenan berada.