REPUBLIKA.CO.ID,Abeer Eskafi, seorang gadis cilik Palestina berusia 10 tahun jatuh sakit, koma dan akhirnya meninggal sesudah para serdadu Zionis mencegahnya memeluk ayahnya, Yousouf, yang dipenjarakan empat kali seumur hidup.
Sebagaimana diberitakan Occupied Palestine, baru-baru ini Abeer diajak ibunya menengok ayahnya di penjara. Biasanya, Abeer akan diizinkan bertemu langsung dan memeluk ayahnya selama dua menit.
Namun kali ini, para serdadu dan petugas penjara Zionis itu menganggap dia sudah “terlalu besar” untuk dibawa masuk ke dalam ruang pertemuan dengan ayahnya. Abeer hanya bisa mengetuk-ngetuk dinding kaca yang memisahkannya dengan ayahnya. Sang ayah menjawab dengan mengetuk-ngetuk dinding kaca pula.
Abeer demikian terpukul sehingga setibanya di rumah, dia mulai menangis histeris, memanggil-manggil terus nama ayahnya, dan mengetuk-ngetuk berbagai perabotan tanpa henti sampai tangan kanannya melemah.Abeer juga tak mau makan atau minum dan kondisinya kemudian begitu melemah sehingga akhirnya koma di Rumah Sakit Princess Alia di Al-Khalil (Hebron).
Menurut para dokter, kondisi Abeer demikian lemahnya sehingga justru akan membahayakan jiwanya bila dibawa berobat ke luar negeri, sementara fasilitas kedokteran di Palestina jelas tidak memadai. Abeer anak tertua dari tiga anak perempuan; adik-adiknya bernama Falastine dan Tahreer (‘kebebasan’).
Menurut para dokter, penyakit Abeer lebih bersifat psikologis. Dua hari yang lalu, Abeer dikabarkan meninggal dunia. Begitu mendengar kabar ini, Yousouf terkena serangan jantung dan harus dioperasi. Abang Abeer yang bernama Ahmad ditembak mati oleh serdadu Zionis, saat baru berusia 15 tahun, pada 2007.