REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Sejumlah perutusan dari dua unsur Palestina, Fatah dan Hamas, tiba di Kairo pada Rabu (27/4) untuk mengadakan perundingan perdamaian, yang ditengahi Mesir, kata sumber Palestina. Kedua tim itu akan menjumpai Kepala Intelejen baru Mesir, Murad Muwafi, yang pendahulunya, Omar Sulaiman, gagal menjembatani perbedaan kedua kelompok itu, yang menyebabkan Gaza dan Tepi Barat dipimpin pemerintahan bersaing.
Perutusan gerakan Islami Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, terdiri atas anggota senior dari kawasan itu dan wakil pemimpinnya, yang bertempat di Damaskus, Mussa Abu Marzuk. Mesir, yang berbatasan dengan Gaza, berupaya membawa kedua pihak secara bersama sejak Hamas mengalahkan pengikut Fatah dalam pertempuran jalanan beberapa pekan pada empat tahun lalu, sehingga memundurkan markas kekuatan mereka menuju Tepi Barat, yang dijajah Israel.
Menteri Luar Negeri baru Mesir, Nabil Al Arabi, yang dipilih setelah unjuk rasa penggulingan pemerintah sebelumnya pada Februari, mengatakan rencananya mengunjungi Ramallah -sebagai kedudukan dari Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang mengetuai Fatah- guna mendesak persatuan.
Kedua unsur Palestina itu berada di ambang persetujuan pada 2009, yang dapat menyebabkan pemerintahan peralihan menjelang pemilihan umum ketika Hamas keluar dengan mengatakan bahwa kesepakatan itu diubah tanpa persetujuannya.