Kamis 28 Apr 2011 06:36 WIB

Inggris dan Malawi Saling Usir Duta Besar

REPUBLIKA.CO.ID,LILONGWE--Inggris telah meminta agar penjabat duta besar Malawi meninggalkan negara itu, Rabu, segera setelah negara Afrika tersebut mengusir duta besar Inggris karena kecamannya pada pemimpinnya. Malawi, bekas jajahan Inggris, mengusir duta besar Inggris Fergus Cochrane-Dyet setelah ia mengatakan pemimpinnya otokratis dalam satu kawat diplomatik yang bocor, kata seorang juru bicara pemerintah Malawi, Rabu.

Beberapa jam kemudian, Inggris membalas dengan mengusir penjabat duta besar Malawi untuk Inggris, Flossie Gomile Chidyaonga. Menteri Luar Negeri William Hague dalam satu pernyataan memberikan isyarat mengenai konsekuensi lebih lanjut dengan mengatakan ia telah minta para pejabat Inggris "untuk meninjau kembali secara cepat serangkaian penuh hubungan luas kami dengan Malawi".

Inggris merupakan donor bantuan besar bagi Malawi, memberi sekitar 93 juta pound (sekitar 154 juta dolar) setahun, menurut pemerintah Inggris. Surat kabar Malawi, Weekend Nation, mempublikasikan petikan-petikan dari apa yang mereka katakan sebagai kawat diplomatik Inggris Maret 2011 yang mengatakan Presiden Bingu wa Mutharika telah "menjadi lebih otokratis dan tidak bertoleransi pada kritik".

Sumber-sumber diplomatik di misi Inggris memastikan keaslian kawat diplomatik itu. Mutharika telah dikecam keras oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia karena berupaya untuk menindas kebebasan berbicara.

Malawi telah menghadapi pembekuan dalam bantuan asing karena homoseksualitas dan tindakan keras terhadap media. Hague mengatakan keputusan Malawi untuk mengusir Cochrane-Dyet "sama sekali tak dapat diterima dan tak berdasar". "Cochrane-Dyet adalah seorang diplomat yang cakap dan efektif yang telah menunjukkan integritas di seluruh penempatannya hingga Lilongwe, dan yang mendapat kepercayaan penuh pemerintah Inggris," tegasnya.

"Satu tanda mengkhawatirkan bahwa pemerintah Malawi mengeluarkan energinya untuk hal ini, ketimbang memusatkan perhatianm pada tantangan nyata dan substansial yang dihadapinya, termasuk kebutuhan akam pemerintahan yang meningkat."

Cochrane-Dyet mendapat surat resmi pengusirannya pada Selasa malam, juru bicara pemerintah Vuwa Kaunda menuturkan pada Reuters. "Pemerintah telah memutuskan untuk mengusir Komisaris Tinggi Fergus Cochrane-Dyet karena nada dalam kawat diplomatik yang bocor itu tidak diplomatis ... Pemerintah telah kehilangan kepercayaan padanya," kata juru bicara tersebut.

Uni Eropa mengatakan dalam satu pernyataan yang dikeluarkan di Lilongwe bahwa mereka "sangat prihatin" dan terkejut dengan pengusiran itu. "Uni Eropa yakin bahwa keputusan pemerintah Malawi itu, yang tampaknya berdasarkan pada laporan-laporan media yang belum dikonfirmasi dan kecaman terhadap pemerintah yang dirasakan, adalah tidak tepat dan tak pantas," kata pernyataan tersebut.

Inggris telah memperingatkan pada 19 April bahwa "ada kemumgkinan konsekuensi yang mempengaruhi serangkaian penuh masalah dalam hubungan bilateral" jika Malawi mengusir Cochrane-Dyet. Pemerintah Malawi sangat tergantung pada bantuan asing, dengan donor membiayai biasanya sebesar lebih dari 40 persen dari penerimaan resmi.

sumber : antara/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement