Kamis 28 Apr 2011 15:27 WIB

Bentuk 'Pertahanan Rumah', Qaddafi Persenjatai Remaja 17 Tahun

Pusat pelatihan senjata remaja putri di Libya
Foto: AFP
Pusat pelatihan senjata remaja putri di Libya

REPUBLIKA.CO.ID, Muammar Gaddafi membuktikan sumpahnya tidak berhenti. Kali ini pemimpin Libya itu mempersenjatai para remaja berusia 17 tahun untuk membentuk 'home front (barisan depan rumah) demi menghadang campur tangan militer NATo.

Pasukan itu diperkirakan sekaligus untuk menghadapi pemberontak yang bermarkas di kawasan timur negara tersebut. Qaddafi merangkul remaja yang sebagaia berasal dari penduduk setia di kota-kota kawasan barat.

Sebagai bagaian dari upaya membentuk pasukan sipil tak resmi, pemerintah juga melepaskan ribuan senapan AK 47 ke dalam komunitas remaja. Bahkan kubu Qaddafi juga membuka kelas-kelas penggunaan senjata.

Dalam pusat pelatihan kaum wanita di kota Sbia--berjarak 48 kilometer dari Tripoli--terlihat para gadis berkerumun melingkari meja dengan kuda-kuda ketika seorang tentara mengenakan seragam kamuflase dan lipstik merah tebal mendemonstrasikan bagaimana menandai medan dan merakit kembali senjata api.

Pejabat Libya mengatakan usia minum untuk peserta latihan senjata ialah 17 tahun. Namun pusat pelatihan itu juga terlihat dipenuhi oleh gadis-gadis semuda 7 tahun yang diajari melantunkan seruan kesetiaan dan mengayunkan foto Qaddafi.

Salah satu remaja putri, Salmeen Faroun, 18 tahun berkata, "Saya ingin membela negara saya dari musuh." Ia mengaku tak pernah mengangkat senjata sebelumnya. "Tapi kini saya memiliki tujuan," ujarnya.

Ditanya apakah ia takut dengan gagasan ikut bertempur di medan pertempuran senjata, ia menjawab. "Tidak. Saya memiliki hak membunuh, bertempur melawan NATO dan tikus-tikus

Dengan latar suara peluru ditembakkan ke udara, Ebtihaj Enbess, 17 tahun, menuturkan ia bergabung ke pusat latihan untuk belajar bagaimana mempertahankan negara. "Kita bukan apa-apa tanpa Qaddafi. Saya tidak takut," ujarnya.

Instruktur mereka, prajurit tempur Zohrah Mohamed, 35 tahun, mengatakan ia sangat bangga menjadi para remaja putri. "Qaddafi telah melakukan banyak hal bagi kaum wanita," ujarnya tanpa menjelaskan lebih jauh.

Latihan itu telah dimulai sekitar sebulan lalu. Ditanya apakah melatih bocah menggunakan senjata merupakan sesuatu yang bisa diterima, ia berkata. "Semua rakyat Libya harus bersenjata."

Sebagian besar keluarga Libya memang memiliki senjata api, umumnya disimpan dalam depo kota. Namun sejak sikap anti-Qaddafi dimulai pertengahan Februari lalu, pihak berwenang telah membuka gudang persenjataan. Juru bicara pemerintah, Moussa Ibrahim, kepada reporter berkata, pekan lalu hingga 1 juta senjata telah dibagikan ke penduduk.

Sementara di pusat pelatihan pria tak jauh dari sana, hanya sedikit instruksi yang tampak, namun hampir semua ratusan pria dewasa hadir meyandang Ak 47 dan banyak dari senapan itu yang ditembakkan ke udara.

Muhammad Mabruk, 65 tahun, berkata semua warga Liya mulai usia 17 tahun ke atas sudah seharusnya memegang senjata dan siap bertempur membela negara. "Saya menunggu siapa pun yang datang dari NATO. Saya memiliki senjata dan saya akan menembaknya," ujarnya.

Dalam sebuah serangan baru-baru ini, rudal NATO telah menghantam sebuah lapangan di dekat kawsan," ujar para warga lokal. "Saya tak percaya NATO melindungi rakyat sipil," ujar Mabruk.

sumber : Guardian
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement