REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Pemerintah Iran menyambut gembira perjanjian rekonsiliasi antara dua faksi yang bertikai di palestina, Fatah dan Hamas. Iran juga memuji pemerintah baru Mesir atas perannya dalam membantu menengahi perjanjian persatuan nasional Palestina, dan menyebutnya sebagai "prestasi diplomatik".
Menurut Menteri Luar Negeri Iran, Ali-Akbar Salehi, terjalinnya hubungan Hamas-Fatah akan menjadi mimpi buruk bagi zionis Israel. Salehi mengatakan perjanjian itu akan mendorong ke arah kemenangan atas entitas yang dia sebut sebagai "penjajah kejam" -- terminologi yang merujuk ke Israel dan mungkin Amerika Serikat.
Salehi menggarisbawahi perlawanan terhadap Israel dan persatuan rakyat sebagai dua prinsip yang memberikan dasar bagi perjanjian Fatah-Hamas. "Mengamati kedua kebutuhan akan mengarah pada perwujudan hak mutlak bangsa Palestina," kata dia.
elompok Palestina yang bersaing Fatah dan Hamas, Rabu, menandatangani satu kesepakatan awal mengenai rekonsiliasi dalam pembicaraan di Kairo, yang akan meratakan jalan bagi pembentukan satu pemerintah sementara untuk mempersiapkan pemilihan umum.
Gerakan Palestina Fatah dan Hamas mencapai kesepakatan tentang semua masalah kontroversial termasuk pemilihan dan pembentukan pemerintah sementara, kata kantor berita negara Mesir, MENA, mengutip para pejabat senior negara itu.
"Kami telah sepakat untuk membentuk sebuah pemerintahan yang terdiri dari tokoh-tokoh independen yang akan mulai mempersiapkan pemilihan presiden dan parlemen," kata Ketua kelompok Fatah di parlemen, Azzam al-Ahmed, dan menambahkan bahwa pemilihan akan dilaksanakan dalam waktu satu tahun.
Pemerintah sementara akan bertanggung jawab untuk masalah internal, serta komite interim fraksi Palestina akan menangani urusan luar negeri, kata pemimpin Hamas Mahmoud al-Zahar kepada Nil TV.
"Ini adalah saat yang tepat untuk mendapatkan buah dari negosiasi dan mencapai kesepakatan antara Fatah dan Hamas," kata Moussa Abou Marzouq, wakil ketua biro politik Hamas, dalam konferensi pers bersama wakil-wakil kedua pihak.
Kesepakatan, yang mengejutkan banyak pihak ini lahir dari serangkaian pertemuan rahasia. Seorang juru bicara Hamas mengatakan bahwa wakil dari Fatah dan Hamas akan segera melakukan perjalanan ke Mesir untuk menandatangani dokumen yang resmi akan mengotorisasi perjanjian.