REPUBLIKA.CO.ID,PBB – Ban Ki-moon, Sekretaris Jenderal PBB pada Jumat (29/4) menyambut baik perjanjian yang bertujuan mengakhiri persaingan fraksi-fraksi Palestina yang berkuasa. Meski begitu, ia juga menekankan bahwa perjanjian tersebut nantinya juga tidak merusak perdamaian dengan Israel.
“Sekretaris Jenderal menyambut baik upaya yang dilakukan untuk mendorong rekonsiliasi Palestina dan kontribusi penting dari Mesir dalam hal ini,” ujar Martin Nesirky, juru bicara PBB seperti dikutip reuters.
Martin juga menambahkan Ban berharap rekonsiliasi yang sekarang akan berlangsung dengan cara memajukan perdamaian dan keamanan tanpa kekerasan. Kesepakatan yang diprakarsai oleh Mesir tersebut diumumkan pada Rabu (27/4) dan meminta untuk membentuk pemerintahan baru yang dapat diterima oleh kedua fraksi Fatah, Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang dominan di Tepi Barat, dan penguasa Jalur Gaza Hamas.
Beberapa pejabat Palestina, Jumat (29/4) mengatakan Mesir juga telah mengundang pemimpin Palestina ke Kairo pekan depan untuk penandatangan kesepakatan itu.
Sementara itu, Israel mengecam perjanjian tersebut dan mengatakan Abbas tidak dapat menjadi mitra perdamaian jika ia memperbaiki hubungan dengan Hamas, sebuah kelompok Islam yang menyerukan penghancuran negara Yahudi, dan menyatakan mereka terbuka untuk gencatan senjata jangka panjang.
Nesirky mengindikasikan Ban ingin gerakan Fatah yang dipimpin Abbas lebih moderat dalam memimpin setiap pemerintah persatuan. “PBB telah lama menekankan perlunya kemajuan ke arah persatuan Palestina dalam rangka otoritas Palestina yang dipimpin Presidden Abbas dan komitmen dari Organisasi Pembebasan Palestina,” ujarnya.
Nesirky juga menambahkan PBB akan mempelajari dengan seksama terlebih dahulu perjanjian tersebut segera setelah rinciannya tersedia.