REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Biro Politik Gerakan Hamas di pengasingan di Suriah memutuskan berhijrah ke Qatar setelah ditolak oleh Mesir dan Jordania.
Hamas telah memutuskan untuk meninggalkan Suriah, dan Qatar sepakat hanya menerima pimpinan politik Hamas, akan tetapi menolak pimpinan sayap militer Hamas, kata beberapa sumber seperti dikutip suratkabar Al Hayat, Sabtu.
Mesir dan Jordania sebelumnya menolak pengadaan Kantor Perwakilan Hamas pindahan dari Suriah, negara yang kini dilanda unjuk rasa hebat antipemerintah.
Disebutkan, Kepala Biro Politik Hamas di Damaskus, Khaled Meshal akan meninggalkan Damaskus dalam waktu dekat dan disepakati akan mendirikan kantor perwakilannya di ibu kota Doha.
Ada pun sayap militer Hamas, "Kataib Ezzeddin Al Qassam" akan kembali ke Jalur Gaza, wilayah Palestina yang kini dikuasai faksi Hamas.
Komandan sayap militer Ezzuddin Al Qassam, Ahmed Al Jairi saat ini berada di Kairo untuk bertemu dengan dinas intelijen Mesir guna membicarakan pertukaran tahanan di Israel.
Hamas menginginkan agar Gelad Shalit --tentara Israel yang sedang disandera Ezzeddin Al Qassam-- ditukarkan dengan ribuan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Pembukaan pintu perbatasan Rafah itu disambut baik berbagai kalangan disusul kesepakatan damai antara Hamas dan Fatah pimpinan Presiden Mahmoud Abbas.