REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu harus memilih antara terus membangun pemukiman warga Yahudi atau perdamaian. Demikian pernyataan Presiden Palestina, Mahmud Abbas dari Kairo, Rabu (4/5).
Presiden Mahmud Abbas dan pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, saat ini berada di Kairo untuk meresmikan kesepakatan damai antara Al Fatah dan Hamas. Selama empat tahun ini, gerakan Al Fatah dan gerakan Hamas menempuh jalan bertentangan.
Al Fatah menguasai wilayah Tepi Barat Sungai Yordan, dan Hamas menguasai Jalur Gaza. Pernyataan Presiden Mahmud Abbas bertolak-belakang dengan pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang ia kemukakan pekan lalu.
Ketika itu Benjamin Netanyahu mengatakan, Al Fatah harus memilih antara damai dengan Israel atau damai dengan Hamas. Damai sekaligus dengan Israel dan Hamas, tidak mungkin, katanya.