Kamis 05 May 2011 17:56 WIB

Pekerja Pembangkit Fukushima Mulai Masuki Reaktor

Pekerja PLTN Fukushima mengenakan pakaian pelindung sebelum masuk ke area pabrik
Foto: AP
Pekerja PLTN Fukushima mengenakan pakaian pelindung sebelum masuk ke area pabrik

REPUBLIKA.CO.ID, FUKUSHIMA - Pekerja di pembangkit nuklir Fukushima Daiichi telah memasuki salah satu bangunan yang rusak, tempat reaktor nuklir berada. Itu adalah kali pertama mereka masuk sejak hari ledakan terjadi begitu gempa dan tsunami menghantam Jepang, demikian  ungkap badan keamanan nuklir Jepang.

Operator pembangkit, Tokyo Electric Power Company (Tepco), mengatkan pekerja dihubungkan dengan peralatan ventilasi dalam Unit 1 demi menyerap radiasi dari udara di dalam bangunan. Pekerja akan bekerja sekitar empat atau lima hari di dalamnya.

Level radiasi di dalam reaktor sepertinya telah menurun sebelum sistem pendingin dipasang kembali. Sistem pendingin sebelumnya telah rusak pada 11 Maret, di hari yang sama gempa mengguncang.

Sejak itu para pekerja tidak dapat memasuki bangunan reaktor di dalam kompleks pembangkit yang memiliki total 6 reaktor itu. Ledakan hidrogen di empat bangunan reaktor pada hari pertama telah menghancurkan sebagian atap dan dinding sehingga menyebarkan serpihan dan puing radioaktif.

Pada pertengahan April lalu, sebuah robot merekam tingkat radioaktif hingga  50 millisieverts per jam dalam bangunan reaktor Unit 1, sebuah kadar yang terlalu tinggi dan berbahaya untuk keselamatan.

Keputusan mengirimkan pekerja untuk masuk bangunan reaktor Unit 1, pada Kamis (5/5) dilakukan setelah robot mengumpulkan data terbaru. "Berdasar data terbaru Jumat pekan lalu, tingkat radiasi telah menurun signifikan di beberapa area reaktor," ujar juru bicara Tepco, Taisuke Tomikawa, Kamis (5/5).

Dua pekerja memasuki bangunan sekitar pukul 11.30 waktu setempat (9.30 WIB). Karena radiasi masih tinggi, tim bakal bekerja di dalam bangunan dengan sisem  rotasi dengan periode pendek, ujar Tomikawa.

"Ini perlu dilakukan sebagai upaya memperbaiki lingkungan di dalam bangunan reaktor,"ujarnya.

sumber : Guardian
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement