REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK - Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, Senin (9/5) mengumumkan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat telah dibubarkan. Pembubaran dilakukan memuluskan jalan bagi pemilihan umum 3 Juli.
Ia mengumumkan hal itu kepada rakyat Thailand melalui program televisi khusus di Channel 11 yang dikelola negara pada pukul 20:30 waktu setempat. "Saya percaya bahwa membubarkan DPR dan memungkinkan untuk pemilihan umum yang akan diselenggarakan adalah jalan bagi kita untuk bergerak dalam memecahkan masalah negara kita di bawah sistem demokrasi. Saya, karena itu, sangat bersedia membubarkan DPR," katanya.
Abhisit, yang merupakan pemimpin Partai Demokrat, mengatakan ia mengakui bahwa Thailand kini masih menghadapi banyak masalah, termasuk masalah-masalah ekonomi, korupsi, narkoba, sengketa perbatasan dengan beberapa "negara tetangga," dan konflik politik. Namun, ia menekankan bahwa pemerintah sudah mulai menangani masalah-masalah itu.
Thailand dan Kamboja baru-baru ini terlibat baku tembak di perbatasan selama sekitar dua pekan, yang menewaskan puluhan korban di kedua pihak.
Dia menyatakan bahwa sejak membentuk pemerintahan pada tahun 2008, tingkat kerja negara telah tumbuh lebih tinggi. Ekonomi Thailand telah pulih dari resesi, sektor pertanian telah menjadi lebih baik dan industri pariwisata Thailand telah mencapai titik tertinggi.
Mengenai konflik politik, Abhisit mengaku konflik terus berlanjut dan belum bisa membawa rekonsiliasi kepada negara ini. Tetapi pemerintahannya telah "diatur berdasarkan aturan hukum", dan menambahkan bahwa pemerintah juga telah berusaha untuk membangun rekonsiliasi nasional.
"Tidak peduli warna politik anda, saya percaya kita akan memiliki konsensus mengenai arah negara ini bahwa kita harus terlebih dahulu membantu masyarakat miskin mengatasi biaya hidup yang tinggi, dan membantu mereka dalam meningkatkan taraf hidup," katanya pula.
Abhisit menjadi perdana menteri pada saat gejolak ekonomi global dan meningkatnya ketegangan politik di dalam negeri. Selama masa jabatannya, Thailand mengalami dua demonstrasi besar oleh kalangan yang pro-mantan PM Thaksin Shinnawatra.
Abhisit diangkat menjadi Perdana Menteri Thailand pada Desember 2008, setelah pemungutan suara di parlemen sesudah Mahkamah Konstitusi mencopot mantan perdana menteri Somchai Wongsawat pemerintahan. Dia adalah wakil Thaksin, yang digulingkan oleh kudeta militer pada tahun 1997.
Selanjutnya perdana menteri lulusan Oxford ini berterima kasih kepada pemilih Thailand untuk mempercayai dia, untuk menjadi perdana menteri selama dua tahun.