REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk mengumumkan kinerja BUMN penerbangan itu pada kuartal pertama 2011 merugi Rp258,7 miliar. Angka itu turun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp361 miliar.
"Triwulan I ini memang masih rugi, tetapi kecil dan secara kinerja, kuartal I tahun ini jauh lebih baik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya," kata Dirut PT Garuda Indonesia Tbk, Emirsyah Satar dalam paparan Kinerja Kuartal I 2011 di Jakarta, Jumat.
Emirsyah menjelaskan, industri penerbangan secara umum pada kuartal pertama memang merugi karena sedang musim sepi penumpang. Ia menjelaskan tren ini akan mulai berubah hingga menjadi menguntungkan pada musim ramai penumpang yang biasanya pada semester II tahun ini.
"Bahkan dalam lima tahun terakhir, pada kuartal I ini memang tidak pernah untung," katanya. Namun, tegasnya, secara kinerja pendapatan pada kuartal I 2011 ini, secara umum trennya membaik meski aspek operasional lainnya juga meningkat signifikan.
"Pendapatan kami kuartal I 2011 sebesar Rp5,189 triliun atau meningkat 49,7 persen dibanding pencapaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,467 triliun," katanya.
Namun, kata Emirsyah, aspek operasional lainnya pada kuartal I 2011 ini juga mengalami peningkatan signifikan seperti jumlah penumpang mencapai 3,67 juta penumpang, meningkat 42 persen dibanding periode yang sama 2010 sebesar 2,5 juta penumpang.
Kapasitas produksi meningkat 40 persen menjadi 7,35 miliar dari 5,24 miliar seat kilometer pada 2010. Selain itu, "yield" penumpang meningkat sebesar 2,9 persen menjadi 8,5 sen dolar AS dibanding 2010 yang sebesar 8,4 sen dolar AS.
Frekuensi penerbangan domestik juga meningkat 23,7 persen menjadi 23.353 penerbangan, sedangkan periode yang sama 2010 hanya 18.876 penerbangan. Untuk penerbangan internasional, frekuensinya juga meningkat 27,3 persen menjadi 4.737 penerbangan, dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 3.720 penerbangan.
Tingkat isian penumpang pada kuartal pertama 2011 ini juga meningkat sebesar 6,9 persen menjadi 71,7 persen, dari 67,2 persen pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, ketepatan penerbangan (OTP) meningkat menjadi 88,8 persen, dari 87,8 persen pada 2010.
"Berbagai peningkatan ini dicapai Garuda di tengah situasi ekonomi global, kurang kondusif akibat situasi politik di negara-negara Timur Tengah, gempa bumi dan tsunami Jepang, serta naiknya harga bahan bakar secara signifikan," katanya.
Pada tahun ini, BUMN penerbangan ini akan melakukan pengembangan armada sebanyak 11 pesawat baru terdiri dari dua A330-200 dan 9 B737-800 NG, setelah tahun lalu, Garuda menambah 24 pesawat baru, yakni 23 pesawat B737-800 NG dan 1 A330-200.