REPUBLIKA.CO.ID, ASADABAD, AFGHANISTAN - Operasio pasukan asing kembali meminta nyawa, kali ini seorang bocah Afghanistan dan melukai empat orang lain. Insiden itu terjadi ketika menanggapi tembakan pejuang di provinsi bergolak Kunar timur, kata gubernur provinsi itu pada Senin (16/5), pembunuhan ketiga atas warga muda dalam kurang dari sepekan.
Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyatakan membunuh "empat orang bersenjata" di kabupaten Ghazi Abad, Kunar, pada Minggu, tapi memeriksa dugaan korban warga.
Fazlullah Wahidi, Gubernur Kunar, menyatakan sekelompok gadis mengumpulkan kayu bakar di dekat persembunyian pejuang dan "terjebak" ketika pasukan ISAF diserang dan membalas. Seorang gadis 10 tahun tewas dan empat lagi luka.
"Senjata berat, yang ditembakkan iringan ISAF itu, menghantam para gadis itu, yang dekat dengan pejuang," kata Wahidi kepada kantor berita Inggris Reuters dalam wawancara telepon dari Kunar.
ISAF dalam pernyataannya mengatakan bahwa tentara mengamati empat orang bersenjata bergerak ke tempat sebelumnya untuk perang, sebelum menembak dan membunuh mereka. Tempat itu terletak di daerah terpencil, jauh dari desa, tambahnya.
Jika kabar tersebut benar, itu menjadi kali ketiga dalam waktu kurang dari sepekan pasukan NATO membunuh warga muda Afghanistan. Pada Sabtu, ISAF menyatakan pasukannya secara "keliru" menewaskan remaja 15 tahun dalam gerakan dengan pasukan Afghanistan untuk menangkap pejuang Taliban di propinsi Nangarhar di timur.
ISAF juga minta maaf atas kematian seorang remaja putri dan polisi Afghanistan pada Rabu, dalam serangan bersama pasukan asing dan Afghanistan atas rumah di Nangarhar.
Pejuang bertanggung jawab atas lebih dari setengah dari warga korban di Afghanistan, kata angka Perserikatan Bangsa-Bangsa, tapi banyak bukan petempur dibunuh oleh pasukan pimpinan NATO.
Kematian tersebut menjadi sumber utama gesekan antara Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, dengan pendukung Barat-nya dan mempersulit upaya merebut dukungan rakyat Afghanistan bagi perang kian tak disukai itu.
Pada Maret, panglima pasukan Amerika Serikat dan NATO di Afghanistan membuat permintaan maaf langka untuk serangan udara, yang menewaskan sembilan anak-anak, yang seperti para gadis di Kunar itu sedang mengumpulkan kayu bakar. Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga menyatakan "penyesalan mendalam" atas kematian tersebut.
Meskipun terdapat sekitar 150.000 tentara asing, kekerasan di seluruh Afghanistan pada tahun lalu mencapai tingkat terburuk sejak Taliban digulingkan pada akhir 2001, dengan catatan tertinggi korban di semua pihak dalam kemelut itu.