Kamis 19 May 2011 11:34 WIB

Walah...Pelayan Hotel Yang Mengaku Diperkosa Bos IMF Tinggal di Apertemen Khusus bagi Pengidap HIV

Dominique Strauss-Kahn, managing director IMF
Foto: telegraph
Dominique Strauss-Kahn, managing director IMF

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Pelayan hotel yang menuduh secara seksual diserang oleh Dominique Strauss-Kahn, Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF)  tinggal di sebuah apartemen  khusus untuk ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Dominique Strauss-Kahn sendiri sekarang ditahan di penjara Rikers Island, New York, sebelum sidang berikutnya pada hari Jumat.

Pelayan, yang bekerja di Sofitel Manhattan, mengklaim bahwa pada hari Sabtu bos IMF itu menguncinya di suite seharga 3.000 dolar AS permalam, mencoba untuk memperkosa dan memaksanya untuk memberinya layanan seks.

Ia hadir pada hari Rabu malam untuk memberikan kesaksian di depan juri New York, yang mempertimbangkan apakah ada atau tidak ada cukup bukti untuk mengadili Strauss-Kahn. Jika memutuskan ada, dewan juri akan mengeluarkan surat dakwaan yang akan membentuk dasar penuntutan di persidangan Strauss-Kahn.

Wanita berusia 32 tahun kelahiran  Guinea ini mengaku telah tinggal di sebuah apartemen di The Bronx, dengan wilayah utara New York City, sejak Januari tahun ini. Properti di mana ia tinggal bersama putrinya yang berusia 15 tahun, disewakan oleh Harlem United Community Aids Center, yang menyediakan jasa, termasuk perumahan untuk orang HIV positif.

Meski tak disebutkan apakah wanita itu positif HIV/AIDS atau tidak, namun berdasar aturan yayasan, orang harus  memenuhi persyaratan untuk bisa tinggal di salah satu properti kelompok itu.

Jeffrey Shapiro, pengacara pembantu, telah mengatakan bahwa dia adalah seorang janda. Dia  hanya terdaftar di properti itu, dan ia belum kembali sejak serangan yang dituduhkan akhir pekan lalu.

Seorang juru bicara untuk Harlem United Community Aids Center menolak untuk berkomentar. Ia juga menolak untuk membahas aturan tentang siapa yang memenuhi syarat untuk properti kelompok itu.

sumber : Telegraph
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement