Kamis 19 May 2011 17:04 WIB

Medvedev Belum Ungkap, Bakal Melawan Putin atau Mundur di Pemilu Mendatang

Dmitry Medvedev bersiap sesaat sebelum berbicara di konferensi pers, Rabu (18/5) di Moskow.
Foto: RIA NOVOSTI
Dmitry Medvedev bersiap sesaat sebelum berbicara di konferensi pers, Rabu (18/5) di Moskow.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, telah berjanji mengungkap segera apakah ia akan terjun kedua kali dalam pemilu presiden mendatang. Ia sempat berkata dalam konferensi pers yang pertama kali ia gelar bahwa "kebisuan tak bisa bertahan seterusnya" saat menyinggung topik tersebut.

Muncul spekulasi mendalam apakah Medvedev akan menggunakan konferensi pada Rabu lalu untuk memberi sinyal kuat siapakah di antara ia dan tokoh sekutunya, Vladimir Putin--perdana menteri saat ini, yang akan terjun dalam pemilu presiden Maret tahun depan.

Moskow kini disesaki rumor bahwa ada friksi kuat antara dua tokoh itu mengenai siapa yang harus muncul sebagai kandidat. Namun sejumlah analis politik mengatakan golongan elit berkuasa kerap memunculkan seolah-olah ada keretakan hubungan untuk menyembunyikan ketiadaan kompetisi politik sebenarnya di Rusia.

Ternyata, Medvedev, 45 tahun, menolak menegaskan siapa dari kedua tokoh yang akan maju menjadi kandidat. Namun ia mengisyaratkan akan memberi tahu niatannya ke depan dengan segera.

"Anda bisa menantikan pengumuman itu segera," ujarnya kepada lebih dari 800 kuli tinta dalam auditorium di sekolah bisnis Skolkovo dekat Moskow.

Dalam sesi tanya jawab dengan topik merentang lebar, yang sepertinya didesain untuk mendongkrak popularitasnya dalam kampanye pemilu, Medvedev sempat menyinggung bahwa Putin, 57 adalah sekutu dekatnya. Namun, ia juga membuat pernyatakan yang menandakan telah berpisah dengan mentornya.

Dalam jumpa pers, Medvedev, dilaporkan tampil percaya diri dan yakin saat menjawab semua pertanyaan. Ia menekankan pula berulang kali hasratnya untuk menyaksikan modernisasi Rusia. Namun satu yang dianggap kurang oleh analis, ia tak memiliki frase-frase asin menggigit atau sentuhan emosi khas politisi yang ada pada Putin.

Salah satu yang dikenal, Putin pernah mengirim peringatan halus berupa gambar superiornya dengan wawancara mengenai kehidupan di luar ruangan kantor, dalam sebuah majalah AS. Dalam wawancara itu ia mendiskusikan foto-foto machonya. Ia menolak anggapan bahwa pemerintah AS tidak akan berpose dengan dada telanjang atau sebuah senjata.

Ia berkata, Theodore Roosevelt pernah diabadikan dengan seekor singa yang ia tembak mati, dan Barack Obama juga pernah divideokan berjemur di Pasifik tahun lalu, ketika 'ia tidak sedang mengenakan dasi, demi membuat tampak lebih lembut".

sumber : Guardian
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement