Senin 23 May 2011 07:34 WIB

Bercanda Bilang Israel "Nyusahin", Sutradara Denmark Diusir dari Ajang Resepsi Festival Cannes

Lars Von Trier.
Foto: Guardian
Lars Von Trier.

REPUBLIKA.CO.ID, CANNES - Fitnah menjadi pertanyaan penonton, pengulas, dan pelaku film di festival film Cannes pada akhir pekan setelah pengusiran mendadak sutradara Denmark, Lars Von Trier.

Pergelaran tahunan film itu merupakan yang terbesar dan terkenal di dunia.

Penyelenggara memutuskan sutradara berusia 55 tahun itu melewati batas ketika bercanda kepada pers dunia bahwa ia Nazi, yang bersimpati pada Hitler. Dalam waktu 24 jam, festival mencabut akreditasinya. Insan film dunia protes.

"Saya menentang keputusan tersebut. Semua orang di sini tidur dua jam dan siapa pun bisa mengatakan hal bodoh dalam jumpa pers. Ia minta maaf dan itu sudah cukup," kata pembuat film berusia 20-an tahun, Christophe Monsourian.

Pada jumpa pers pada Rabu, Von Trier, berbicara tentang filmnya  Melancholia. Penjelaannya meluncurkan ke dalam monolog berkepanjangan tentang warisan Yahudi Jerman-nya sebelum membuat pernyataan itu, yang memaksanya keluar.

Ia dengan bercanda mengaku Nazi, sedikit bersimpati pada Hitler, menganggap Israel "merasa sakit di bokong".

Selama beberapa hari, pernyataan Von Trier menjadi berita utama di surat kabar dan laman di seluruh dunia. Dewan direksi Cannes segera mengadakan pertemuan, yang tegang, yang memutuskan mengeluarkannya dan mengakhiri hubungan baik dengan festival itu. Tapi, film Melancholia-nya tetap bersaing.

Jason Solomons, ketua Lingkaran Pengulas Film di London, di Cannes menyatakan mendukung keputusan tersebut dan berdalih bahwa penyelenggara seharusnya melakukan lebih dari itu. "Saya pikir, filmnya juga harus dikeluarkan," katanya kepada kantor berit Reuters.

Ia menyatakan kecenderungan melihat seni, bukan senimannya, tapi dalam hal itu keduanya tak terpisahkan.

"Anda tidak dapat bergurau tentang Holokus (bencana Yahudi pada Perang Dunia II). Anda harus sungguh-sungguh memperhatikannya," katanya, "Saya tidak tersinggung sebagai orang Yahudi, saya tidak tersinggung dalam semiotika, tidak Semit."

Yang lain bersikap sebaliknya, dengan menyatakan masalah itu dibesar-besarkan.

sumber : Antara

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement