REPUBLIKA.CO.ID,BENGHAZI--Moamer Qaddafi "harus meninggalkan kekuasaan dan Libya", kata AS dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Senin ketika utusan Washington melakukan pembicaraan di markas pemberontak di Benghazi.
Selama kunjungan tiga hari, Asisten Menteri Luar Negeri AS Urusan Timur Dekat Jeffrey Feltman, yang tiba Minggu, mengadakan pertemuan dengan para pemimpin kelompok pemberontak Dewan Transisi Nasional, termasuk ketuanya, Mustafa Abdul Jalil.
Jeffrey Feltman telah bertemu dengan para anggota Dewan Transisi Nasional (TNC) yang dibentuk untuk memerintah wilayah timur yang dikuasai pemberontak, kata juru bicara dewan Jalal el-Galal.
AS, musuh Qaddafi selama beberapa dasawarsa, mengambil peran pimpinan bersama dengan Prancis dan Inggris dalam menjamin zona larangan terbang yang didukung PBB yang dilaksanakan di Libya pada Maret lalu dan telah membantu pemberontak dengan bantuan logistik dan pemberian pinjaman.
Presiden AS Barack Obama pekan lalu menilai dewan nasional mereka (TNC) "sah dan dapat dipercaya" dan mengatakan tak terelakkan bahwa Qaddafi akan meninggalkan kekuasaan.