Rabu 25 May 2011 06:59 WIB

Mahmoud Abbas: Pidato Netanyahu Hambat Proses Perdamaian!

Mahmoud Abbas
Mahmoud Abbas

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Presiden Palestina Mahmoud Abbas menilai pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di depan anggota Kongres Amerika Serikat di Gedung Capitol Hill pada Selasa menghambat proses perdamaian Palestina-Israel.  "Pidato Netanyahu itu ibarat lagu lama yang diputar kembali dan malahan menghambat proses perdamaian kedua pihak," kata Abbas kepada kantor berita Palestina, WAFA, Selasa.

Abbas kembali menegaskan bahwa Palestina akan tetap pada sikapnya bahwa perdamaian akan tercipta bila Israel mundur dari perbatasan 1967 dan Jerusalem Timur merupakan ibu kota Palestina.

Sementara, dalam pidatonya yang disambut hangat anggota Kongres AS, Netanyahu menegaskan tidak akan kembali ke perbatasan 1967 dan juga Jerusalem sebagai ibu kota negara Israel. Menurut Netanyahu, sikap Israel itu berlandaskan jaminan keamanan negaranya bila Palestina kelak berdiri menjadi negara merdeka tanpa militer.

"Ada sebagian tanah yang akan diserahkan kepada Palestina lewat perundingan, tapi bukan semua tanah di perbatasan 1967," kata Netanyahu, merujuk pada pendudukan Israel atas semua tanah Palestina sejak Perang Arab-Israel tahun 1967.

Ditanya tentang penolakan Israel atas hak kembali pengungsi Palestina, Abbas mengatakan bahwa itu merupakan bagian dari perundingan proses perdamaian. Netanyahu mengatakan pemecahaan pengungsi Palestina dapat dilakukan di luar batas negara Israel, merujuk pada jutaan pengungsi Palestina yang terusir dalam Perang 1948 dari rumah-rumah mereka di Israel, ingin kembali ke tanah leluhur mereka.

Dalam pidatonya yang juga disiarkan langsung oleh sejumlah jaringan televisi pan-Arab, Netanyahu menyinggung beragam persoalan di Timur Tengah termasuk menyatakan kegusarannya atas sikap rakyat Palestina yang tetap tidak mengakui negara Israel. Perundingan Israel-Palestina mandek akibat Israel terus membangun permukiman Yahudi di Tepi Barat termasuk di Jerusalem.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement