REPUBLIKA.CO.ID, ROMA - Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi mengaku ragu akan berita meninggalnya anak laki-laki termuda pemimpin Libya, Muammar Qaddafi, dalam sebuah serangan udara. Hal itu dikatakan Berlusconi, di hadapan televisi Italia, Rabu (25/5).
Menurut dia, negara-negara yang terlibat dalam serangan tersebut, percaya bahwa putra termuda Qaddafi tidak tinggal di Libya. Sementara menurut Libya, putra Gaddafi termasuk tiga cucunya tewas dalam serangan NATO pada akhir April lalu.
Qaddafi sendiri berada dalam kompleks perumahan itu, namun ia selamat. Berlusconi melanjutkan, hal tersebut tidak lain hanyalah sebuah propaganda.
"Putranya bahkan tidak tinggal di Libya, namun di negara lain. Sementara itu berita kematian soal cucunya juga tampaknya tidak benar, demikian lapor dinas rahasia saya," ujarnya menambahkan.
Sedangkan NATO tidak pernah mengkonfirmasi atau menyangkal bahwa keluarga Qaddafi tewas akibat serangan udara. Seorang jurubicara mengatakan, sasaran serangan adalah tempat militer bukan perseorangan.