Jumat 27 May 2011 14:11 WIB

Hindari Serangan Udara NATO, Qaddafi Ngumpet di Rumah Sakit

Qaddafi
Qaddafi

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Gencarnya serangan udara NATO belakangan ini di ibukota Libya, Tripoli membuat pemimpin Muammar Qaddafi ekstra hati-hati. Ia pun langsung memilih tempat yang aman untuk berlindung, yakni rumah sakit. Ia yakin bahwa serangan udara NATO tidak akan merambah rumah sakit.

Demikian penuturan seorang pejabat yang menyertai Perdana Menteri Inggris David Cameron pada pertemuan di Deauville, France, Kamis (26/5). Sering berpindah-pindahnya Qaddafi sari satu tempat ke tempat lain, memberikan dasar atau latar belakang kepada media Inggris, yang memberitakannya pada edisi Jumat (27/5), setidaknya di dua koran Inggris, The Guardian dan The Daily Telegraph.

Hal itu merupakan yang pertama bagi pejabat senior Barat bahwa rencana serangan NATO juga menyusupi intelijen guna memantau pergerakan Muammar Qaddafi. Dalam pemberitaannya Guardian, dengan mengutip seorang pejabat, menuliskan intelijen Inggris telah menyampaikan kepada Cameron bahwa Qaddafi "semakin takut, terus kabur, dan bersempunyi di rumah sakit pada malam hari."

Bahkan Qaddafi tidak dapat berkomunikasi dengan para komandan militernya via telepon, karena takut disadap NATO. "Ada kesepakatan bahwa kami perlu mengganti strategi, dan sebagian didasarkan pada pemahaman kita tentang apa yang terjadi di lapangan," tulis The Telegraph yang mengutip seorang pejabat Inggris.

"Satu hal yang cukup mencolok adalah kenyataan bahwa Qaddafi tampaknya akan bergerak dari rumah sakit ke rumah sakit. Apa yang dia lakukan adalah pindah dari satu tempat yang kita tidak akan bom ke tempat lain yang kita tidak akan bom."

NATO telah memuntahkan sekitar 2.600 bom selama dua bulan terakhir ini. Bahkan yang terbaru pada Selasa pagi, menurut pejabat NATO, 28 bom bungker menghacurkan kompleks kediaman Qaddafi.

sumber : nytimes.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement